21 Juli 2008

Itu Wanita Perkasa!!

Tulisan ini didedikasikan untuk wanita-wanita di luar sana yang survive menjalankan peran mereka masing-masing di kehidupan ini dengan keperkasaan yang luar biasa. Sejuta hormatku untuk kalian..

Barusan aja gw ngeliat tv, nama acaranya Jika Aku Menjadi di Trans Tv, acara reality show yang nyeritain kehidupan seseorang yang serba sulit namun masih punya semangat untuk menjalankan kehidupannya itu. Ceritanya episode kali ini yaitu tentang seorang nenek yang uda tua, rambutnya uda putih, kulitnya keriput, badannya juga keliatannya uda rapuh di daerah Solo, yang hidup jauh dari sang kakek untuk mencari sesuap nasi guna ngebiayain keluarganya. Nenek ini bekerja sebagai kuli pengakut barang-barang di sebuah pasar. Setiap kali si nenek ngangkut barang dibayar cuma seribu perak. Gila, seribu perak buat ngangkat barang yang berat, yang gw pun belum tentu bisa ngangkat. Astagfirullah..

Si nenek baru bisa sarapan setelah dia kerja dan makannya dikit banget, ga sepadan ma keringet dan tenaga yang dia keluarin buat ngangkat-ngangkat setiap subuh. Dia juga tidur di pinggiran pasar dengan alas koran dan selimut seadaany. Si nenek juga baru bisa pulang ke rumahnya setiap dua minggu sekali buat jenguk kakek yang sakit-sakitan. Waw, gimana gw ga nangis ngekiat hidup nenek yang tentunya ga bakalan bisa gw jalani. Dia wanita perkasa.

***

Semalem gw abis nonton pentas monolog di Graha Bakti Budaya, TIM ma Ilam tentang perempuan. Judulnya aja Perempuan Punya Cerita yang dilakonin sama Ninik L. Karim, Rieke Dyah Pitaloka, ma Ria Irawan yang kalo ga salah diadain dalam rangka Hari Perempuan Sedunia dah, gw lupa!

Alurnya seru dan hidup, monolog tanpa membosankan, berganti-ganti cerita tanpa membingungkan. Ninik L. Karim yang berlakon sebagai wanita rumahan, ibu rumah tangga dengan segala keterbatasan dan perannya sebagai ibu dan wanita yang perlu suami. Ria Irawan berperan sebagai wanita tuna susila (sumpah, acting lo mantep pol dah!) dengan segala kehidupan malam yang ditantangnya setiap hari, dan harus lolos dari rajia polisi. Rieke Dyah Pitaloka, Si Oneng yang berakting menjadi politikus perempuan dengan segal diskriminasi yang ada dan konflik-konflik turun-temurun yang selalu menempa perempuan Indonesia.

Ga salah, perempuan Indonesia kini uda mule ngegeliat bangun dari keterpurukan, bangun dari mimpi dan kekanganan zaman, bangun dari tidur panjangnya. Kartini-Kartini baru kini telah hidup kembali. Bravo untukmu perempuan Indonesia yang bermartabat dan tidak melupakan kodrat.

***

Oleh-oleh yang gw dapet dari Pesta Buku, Istora Senayan. Banyak buku yang berserakan di sana, tapi pas gw jalan ngelewati sebuat bstang buat solat Magrib, gw ngeliat seorang wanita separuh baya menggunakan jiblab di kepalanya mambuat mata gw terus tertuju padanya.

Diantara kerutan wajah yang menandakan mulai menua usianya, diantara peluh yang mengalir karena letihnya melayani konsumen, diantara mengurus anak yang menjadi kodrat namun harus bekerja demi tuntutan zaman, tapi senyumnya melayaniku membuat pula senyum hatiku. Hah, lega rasanya melihat senyum wanita berjiblab yang menggendong anaknya, sambil bekerja mencari nafkah. Sosok wanita modern yang tetap menjaga martabat dan tidak melupakan kodrat.

Untuk ibu yang berhasil menarik perhatianku, semoga Tuhan selalu mem,berkatimu dengan kekuatan yang tak terhingga untuk menopang bumi, karena bumi membutuhkan wanita-wanita yang bermartabat dan tidak melupakan kodrat, wanita yang kusebut dengan kata perkasa.

***

(_achmyhoolicz!)

Tidak ada komentar: