7 Agustus 2011

Sawarna, finally!

Ihaiii, S.A.W.A.R.N.A!!!!!! :)
9-10 Juli 2011
***

Berbeda dengan cerita perjalanan liburan saya sebelumnya, kali ini saya hanya akan membagikan tips dan trik berlibur kesana, enjoy it!

Siluet gueee, keren ah!
Butuh perjalanan sekitar 7-8 jam dari Depok/Jakarta untuk menuju Pantai Sawarna, 2 jam dari Pelabuhan Ratu. Mengingat jalur yang selalu macet, maka sebaiknya memang memilih untuk berangkat pagi-pagi buta dan sampai tujuan pas waktu makan siang atau Anda bisa pergi aga siangan dan sampai pas waktunya Tahajud, karena dipastikan akan terkena macet menunggu si Komo lewat.

Jalannya tidak begitu bersahabat, cukup membuat perut mual, pala pusing yang disertai dengan kelabilan mood, apalagi bagi Anda yang duduk di belakang. Disarankan untuk tidak menggunakan city car berpenumpang full atau penumpang mobil tersebut akan terpaksa turun dan jalan mendaki jalanan terjal sementara Anda akan menyetir dengan kekuatan penuh, keringat bercucuran serta emosi yang berantakan.

Ternyata Sawarna panas banget jendral. Buat yang biasa idup di kutub, bawalah perlengkapan anti kepanasan Anda. Kipas angin, kacamata hitam, dan sunblock pastinya. Gak usah bawa topi, Anda akan dipinjamkan topi petani yang sungguh amat unik dan pas untuk aksesoris pada foto Anda. Pastikan membawa kamera, karena pemandangannya sangat cocok untuk diabadikan pada kamera Anda, walau Anda sama sekali tidak berbakat dalam hal fotografi.

Pilihlah homestay yang terakreditasi A, alias aman, nyaman, masakan host yang enak, dan murah. Alhamdulillahh, kemarin saya mendapatkan homestay yang terakreditasi A dengan bantuan Uti, just follow her @utinilamsari. You can feel free to ask about that. Kalau bisa, gunakanlah momen traktiran kerabat terdekat Anda untuk biaya penginapan karena akan sangat membantu keuangan Anda. Jangan lupa, jaga barang berharga Anda dengan mengunci kamar atau homestay Anda. Bagaimanapun juga, banyak orang yang hilir mudik disana.

Sewalah jasa guide untuk berkeliling disana. Pilihlah guide yang tau jalan disana supaya Anda tidak nyasar. Selain itu, kemampuan berkomunikasi dan tampang juga amat diperlukan, siapa tahu Anda ingin berfoto dengannya di dalam gua. Jangan pilih yang menggunakan high heels atau anggota MLM tertentu. Kalau bisa, gunakanlah jasa guide yang direkomendasikan host homestay Anda. Untuk dua hari perjalanan keliling Sawarna, satu grup hanya membayar Rp100.000,-. Dengan jasa guide, Anda akan mengunjungi seluruh spot yang tersedia disana.

Gunakanlah sendal teplek atau bahkan sendal gunung untuk berjalan-jalan. Anda akan melewati bukit-bukit, jalan raya, persawahan, jembatan gantung, pasir pantai, padang lumut kuning, hingga karang bebatuan yang tajam. Hati-hati melangkah atau Anda bisa saka menginjak hewan air disana. Bawalah persediaan makanan dan minuman yang memadai. Janganlah membawa makanan dan minuman jika sedang bulan Ramadhan karena puasa Anda bisa batal.

Gunakanlah warna baju yang mencolok agar terlihat kontras pada foto Anda. Jangan tanggalkan baju Anda di sembarang tempat, apalagi Anda berperut tidak sedap dipandang. Janganlah pula mandi terlalu lama karena akan membuat teman Anda menunggu dengan kesal akibat pasir yang membuat pantat gatal.

Janganlah menggunakan makeup yang berlebihan. Jangan pula terlalu napsu ngeliat bule-bule berjemur. Bawalah diri Anda sesederhana mungkin. Janganlah Anda membawa pekerjaan, atau selama perjalanan Anda akan membolak-balikan kertas dan tidak bisa tertidur pulas. Dan gunakanlah kalimat, "Kami dokter dan mau ke RSUD" jika ditanya orang yang tidak dikenal. Bawalah hardisk eksternal Anda, siapa tahu Anda ingin meng-copy film Korea terbaru.

Pulanglah dari sana jangan terlalu sore, kemacetan masih mengintai Anda. Tidak usah membawa pasir pantai atau air laut karena akan memenuhi bagasi Anda. Jika Anda penakut, janganlah coba-coba naik motor melintasi jembatan gantung, apalagi membawa kamera, sesungguhnya itu akan membuat air mata Anda keluar beraturan disertai dengan muka yang tiba-tiba pucat pasi seperti nasi kemaren sore. #eh

Terakhir, janganlah lupa sholat lima waktu sebagai ungkapan syukur Anda. Bawalah bekal makanan yang banyak jika membawa teman yang berat badannya mendekati 90kg atau dia akan marah-marah sepanjang perjalanan. Bayarlah uang patungan Anda sesuai dengan perhitungan, jangan mencoba-coba untuk tidak membayar atau Anda akan dikucilkan serta dijodohkan dengan sapi-sapi yang sedang berlibido tinggi karena musim kawin telah tiba.

NOTE: Tidak semua yang dibaca adalah benar. Gunakan intuisi Anda dalam menentukan tips ynag berharga. Terima kasih, selamatt berlibur.

Spesial thanks, Indri, Uti, Teteh, Inggit, Mamang, dan Abang. Love yaa!!


Our full team! *Sunrise at Sawarna*
More photos at fachmyfajri.tumblr.com
Photos by Galih dan Indri

Papua, the other side of Indonesia!

Gyaaaa, ahirnya menginjakan kaki di Tanah Papua. Sebuah sisi lain kehidupan masyarakat Indonesia, luarrr biasa. Berangkat menggunakan GA jam 11 malem, bareng Pa Luthfi dan Oki. FYI, untuk menuju Jayapura, pesawatnya akan transit di Bali dan Timika dulu. Ga sempet turun di Ngurah Rai karena tengah malem, ngantuk parahh, tapi sempet turun dan muter-muter di bandara Timika. Banyak bule disini, mobilnya bagus-bagus, bandaranya juga bagus, klasik minimalis kaya rumah-rumah di Chicago, Texas gitu. *kaya pernah ke Amerika aja gw*, rame, dan ada ada lambang Ban segede gaban di depan bandaranya, ya dipersembahkan untuk pekerja Freeport katanya. Dan untuk kali pertama, kaki gw menginjak tanah Papua.

Sampe di Jayapura, bandaranya rameee banget uda kaya terminal. Secara ada 30 kabupaten/kota di Papua (termasuk provinsi) dan yang bisa ditempuh lewat jalur darat cuman 3 kabupaten kalo dari Jayapura, sisanya harus naek pesawat. Perjalanan satu jam lebih dari bandara ke kantor. Satu hal, nyamuknya ganas! Luar biasa, kesenengan deh mereka nyedot dari gw, heu. Jayapura panas, tapi sering ujan mendadak juga, cuacanya agak sulit diprediksi. Masyarakat Papua juga sering terlihat berkumpul di luar, sambil makan buah Kina.

Kondisi disana berbukit-bukit, rame ko, ga sesepi yang gw kira. Angkotnya unik, duduknya madep depan, makanannya rata-rata seafood, secara ngesot dikit dari kota uda laut, kantor aja kalo ngeliat ke jendela view-nya laut sama tebing gitu. Banyak anjing sama babi yang jalan-jalan santai di pinggir jalan, wow. Harga makanan dan kebutuhan lain juga lebih tinggi disana, dan ada happy puppy, haha, uda jauh-jauh, tetep aja yang dicari tempat karaoke keluarga.

Seminggu disana, gw sempet jalan-jalan ke Danau Sentani. Beruntungnya, lagi ada pekan FDS, Festival Danau Sentani, dimana berbagai suku di Papua menunjukan budaya mereka di atas Danau Sentani. Selain itu, sempet ke Perbatasan Papua Nugini. Hahai, pertama kalinya gw liat perbatasan. Senyapp, dijaga oleh masing-masing angkatan bersenjata.

Sentani's Lake
Sayangnya gw ga sempet banyak foto. Jumat subuh, gw uda balik lagi ke Jakarta, kali ini lewat Biak-Makassar. Jadilah seminggu ini gw keliling Indonesia bagian tengah dan timur. Di Biak sempet liat-liat lautnya. Gile lautnya lima gradasi warna dengan pasir putih bersih, bagusss bangett! Ga lama di Biak, kita terbang ke Makassar. Yeah, kali pertama juga gw nginjekin kaki di bumi Sulawesi. Bandaranya bagus, megah.

Ya, gitulah perjalanannya. Walau ga banyak kemana-mana, tapi banyak yang pertama kali buat gw. 


Me, spreading peace for all the world, alah! @ border line of IDN and PNG

6 Agustus 2011

Malang, a dream comes true vacation!

Akhirnyaaaa, kemon kita ke Malang. Setelah setengah tahun diundur gara-gara alamyang ga mendukung kita kesana, long weekend kemaren akhirnya gw dan temen-temen berkesempatan kesana. Kita berenam belas, gw, Teteh , Bang Galih, Irir, Nanto, Sopia, Mamang, Inggit, Darius, dan ada juga 7 temen kantornya Galih, ruame pol uda kaya tamasya se-kecamatan!

Pergi naek Kereta Gumarang menuju Surabaya selama 13 jam! Kotak jadinya pantat saya, sakit kelamaan duduk. Nyampe Surabaya Kamis pagi dan langsung pergi ke Batu, Malang dengan mampir makan siang Bakso Solo! *entah bisa-bisanya Bakso Solo bertahan diantara menjamurnya kenikmatan Bakso Malang*

Nyampe vila, beberes badan yang aroma dan tingkat kekucelannya uda ga keruan. Dengan angkot sewaan kita berangkat ke Coban Rondo, aer terjun janda kalo kata orang sini mah. Seruu, aer terjun tinggi, bagus, htm murmer, dan jalan menuju kesananya bentar. Walopun lebih demen bobo-bobo di kasur ato dilepas di mall yang penuh barang diskonan, haha.

Kelaperan, kita menuju alun-alun Kota Batu, kereeeen! Bagus bener, banyak lampion-lampion, rumah buah, sampe mini bianglala (kincir angin reksasa). Eh makan tahu telor jumbo delapan rebu, mayan dah ngasi makan naga di perut. Heumm, aturan Depok punya nih yang kaya beginian. Pa Walikota ayo dongg buat alun-alun..

Next, Bromo! Saking excited-nya gabisa tidur, deg-degan kaya mau eek di tempat umum yang penuh antrean. Dijemput L300 lewat hutan-hutan yang gelep bener. Nyampe Bukit Pananjakan jam 4 subuh, duingiiin aja, ga pake banget. Dengan kostum ala Bernard Bear, gw bergaya bak model pro berbusana musim dingin dengan latar Om Bromo yang begitu menawan.

Mampir ke Jatim Park 2, ada Batu Secret Zoo dan Museum Satwa yang super duper wow. Konsep kebun binatang yang bikin gw nganga part 2, itu keren abis. Kenapa di Jakarta ga ada yak?! Dengan 50 rebu kita puas muter-muter liat hewan-hewan lengkap dan bervariasi, setelahnya bisa maen aer di arena kolam renang dan sedikit games petualangan. FYI, kita bisa foto sama burung gretongan, kalo ama kuda bayar 10 rebu. Manteplah. Museum Satwanya juga megah dan super lengkap. *jadi kerjaan gw cuma nganga sepanjang trip kali ini.

Tim ahirnya kepecah jadi dua, ada yang pulang, ada yang lanjut ke BNS. Sungguh aneh tapi nyata, gw ikut tim yang ke BNS. Dari kemaren malem belom tidur, belom mandi, kaki bekonde, tapi entah kenapa gw harus ke tempat itu. Bareng Galih, Sopia, Nanto, Inggit, Cici, dan Septi kita cao ke BNS. Dan eng, ing, eng, parah kece badaiiii. Ada pasar malem beserta maenan-maenan canggih macem di Dufan, dancing fountain, laser and multimedia show, dan lampion garden! Dan gw nganga part 3!  Foto-foto dengan berbagai gaya, maem di food court dengan ditemani dancing fountain Rumah Kita dan Cinta Satu Malam, nyobain main wild mouse. Gw ngerasa lagi bukan di Indonesia. Such a spectacular nite, yes at Batu Night Spectacular. #tagline #bukaniklan

Pagi telah tibaaa. Hadehh rasanya badan mulai rontokk. Males bener mau ikutan jalan ke Sempu. Harus treking 5 jam pp, makjreg! Butuh perjalanan mobil 4 jam untuk sampe ke Sendang Biru, naik perahu 20 menit, dan treking 2,5 jam.

Nyampe di Sempu. Baguuuusssss! Sayang cuman setengah jam. Waktunya cuman abis buat ngaso sama makan siang, KFC paling enak yang pernah gw makan. Udah ga ada mood sama sekali buat difoto, apalagi moto. Yet, soooo many spiritual moments yang gw dapetin selama perjalanan.

Minggu, day finale at the journey. Wisata kuliner di Malang, ahe! Makan es krim di Oen, dan bakso bakar Pak Man, maknyess. Baru kali ini makan bakso 55 rebu, 5 bakso kuah malang dan 30 bakso bakar, ahaha. Kenyang. Di Stasiun Pasar Turi ga nyangka ada ruang tunggunya yang sangat manusiawi, ber AC dan nyaman. Main werewolf, permainan menegangkan dan menyenangkan! Ga lama, Sang Gumarang kembali membawa gw ke rutinitas, ke kehidupan nyata. Mentari Senin segera menanti pengabdian gw untuk negara.

Photos at fachmyfajri.tumblr.com

Jogjaaa, Jogjaaa!!

Jumat, 13 Mei 2011..
Bung Yunus dengan taksinya dateng ngejemput gw, Mumun, dan Koh Ritchie dengan bawaan minimalis menuju bandara. Kita berempat mau ke Jogja, dateng ke kawinan Anjar dan Betti. Kedatengan kita kali ini diem-diem, pingin ngasi surprise, bilangnya ga dateng soal, hehe.

Nyampe di bandara, langsung check in dan makan. Untung ga delay, terbang sejam dan jam 8 malem udah nyampe di Adisucipto. Kita nginep di rumah sodaranya Kokoh yang super gede dan ga berpenghuni. Jadilah malem pertama gw ga bisa tidur sama sekali. Ditambah Acan yang langsung dari Banjarmasin belom juga dateng.

Pas subuh, pas Acan dateng, pas gw laper, haha. Sarapan makan bubur Jakarta! *jauh-jauh ke Jogja, makannya khas Jakarta. Abis mandi ganteng, kita nyewa mobil dan jalan-jalan keliling kotaa, yihaa! Sayang Bung harus pergi sama sodaranya, jadilah tinggal berempat ke Candi Prambanan! Pertama kali ke Ratu Boko, foto-foto di reruntuhan Candi, katanya ini tempat Papahnya Roro Jonggrang. Makan disana, dan murah boi. Gemuk dikit gak masalah.

At Ratu Boko.
Setelah asik jepret sana-sini di Prambanan, kita balik ke Malioboro. Gyaa, kebanyakan yang dijual, gw bingung mao beli apa. Alhasil, cuman nemenin Acan sama Bung beli sendal Jogja sama bahan batik. Cape jalan dari ujung ke ujung, kita pulang, mandi, dan ganteng lagi kita, hha. Malemnya makan di restoran, yak gw lupa namanya, dengan sambel yang super duper pedes. Mumun makan lahap kaya kuli ga dikasi makan seminggu. Pulangnya, kita ke Happy Puppy, karokean sama Dimpil yang bawa pacarnya (hosip aja).

At Prambanan, my first! hehe..
Abis karokean, kita nighttrip keliling Jogja dengan temennya Bung yang jadi guide. Kita ngeliat Jogja di malam hari. Lewatin Keraton, muter-muter di alun-alun selatan, terus mesjid raya yang dipake shooting Sang Pencerah, sampe UGM. Sampe mata berat bangett, kita pulang dan tidur.

Minggu pagi, siap-siaplah kita ke Kawinan Anjar. Excited, ketemu Nomaa sama Jibo, dan foto bersama kedua mempelai. Jogja lagi panas-panasnya waktu itu, dan kalo uda gitu gw lemes aja bawaannya. Kelar kondangan, kita makan di daerah Keraton, laperrr bangett boi secara ga sempet makan apapun di kondangan tadi. Makan makanan ala raja-raja keraton, enak-enak, dan yang pualing penting itu murah! Gw makan krim sup kentang sama salad, minumnya sarsapilla. Mantep..

Dan, belanja batiiikkk. Kita ke rumah batik, masih di kawasan Keraton. Mantep nii butik, recommended banget. Gw beli lima biji batik buat ngantor, ihiyy. Sampe ahirnya kita nganter Acan ke bandara buat balik ke Banjarmasin, dan kita meneruskan perjalanan darat via jalur selatan dengan Harun sebangai petunjuk dan pengeksekusi jalan. Kita pulang nebeng Harun sampe Bandung. Pertama kali juga naek mobil dari Jawa ke Jakarta. Ga bisa tidur sama sekali, ngeri. Jalanan gelap, lewatin kota, ke kota yang lain.

Sampe Bandung, makan di deket Balai Kota, makan Nasi Bakar sama minum coklat panas, mantep. Setelahnya, karena Harun harus tinggal di Bandung, kita naik travel deh buat nyampe Jakarta. Lucunya, kita berempat masing-masing naik travel yang beda-beda tujuan. Gw ke Depok, Kokoh ke Slipi, Bung ke Pancoran, dan Mumun ke Ciledug. Dengan sukses gw tidur di samping pa supir selama perjalanan.

Here we are! Happy for you both, Opah n Betti..
Had a very amazing journey with besties. Kayanya masih kurang nih mengeksplore Jogjanya, someday kita jalan-jalan lagi dah. Oke, seeya at Palembang abis lebaran haji yak! :) #kode

Seneng, makanannya murmer banget!!

Lampung! *finally got there*

Horee, ahirnya ke Lampung juga, ngeliat kampung halamannya gajah. Kali ini bukan tugas kenegaraan, tapi karena Sita mau kawin, yaa, sobat in crime gw satu ini melangkahi gw untuk berumahtangga!

Pergi naik Sriwijaya Air untuk pertama kalinya, delay untung ga lama. Oia, gw pergi ke Lampung sama Mbe *Dave*, kita dulu pernah sekelas sama Sita juga waktu tingkat 1 di STAN. Perjalanan udara cuman setengah jam, belom kelar degdegan take off, uda harus landing. Sampe Lampung, sepi, dan gw melihat banyak Bung disana secara logat dan muka, haha. Well, thanks to him, gw dijemput, dianterin sampe hotel yang ud di-booked sama Cina *Defi*

Mbe, Tieke, dan Mas Rudi
Kebetulan lagi sakit flu dan radang tenggorokan akut pada saat itu. Jadi lebih milih gletakan di kamar hotel daripada harus jalan-jalan. Daaann, gw dijemput Tieke dan Mas Rudi for dinner. Tieke, Mbe, Sita, gw, dan Vera satu lagi, kita tim belajar bareng pas kuliah, dan pastinya IP gw menjulang pastinya gara-gara mereka. Kalo Mas Rudi, ketua kelas gw tingkat dua. Kangen banget, ampir 3 taon ga ketemu. Kita makan dipinggir bukit dengan view lampu kota yang keren. Pulangnya, gw yang lagi ga enak body diajak keliling kota sama mereka. Sepi bener, bersih, dan ingus beleleran.

Minggu pagi, gw bener-bener uda ga ada tenaga lagi. Ditinggal Mbe jalan-jalan muterin alun-alun pusat kota yang ada patung gajahnya, doi bahkan sempet gereja dulu, dan gw dengan sukses tertidur ganteng. Sampe ahirnya dijemput Tieke ke kawinan Sita. Waaa, bahagia rasanya melihat sahabat bersanding dengan pasangan pilihannya, rasanya ingin segera menyusul saja *ini jadi curhat*

Pulangnya, gw tidur lagi. Sampe waktu check out tiba dan dibawa ke sebuah pantai yang jauhh bener dari kota. Pantainya bersih, gradasi warna lautnya keliatan, pasirnya putih, dan samar terlihat bayangan Sang Krakatoa. Bagus, tapi sayang badan bener-bener ga bisa diajak kompromi. Pulangnya kalap makan bakso Sony, ini bakso paling popular dan ruame se-Lampung. Emang enak sih, cuman ramenya itu ga ada yang ngalahin.

Setelah numpang mandi di tempat Mas Rudi, gw dan Mbe dianter ke stasiun tempat pangkalan Bis Damri. Oia, gw pingin banget naik bis pulangnya, pingin ngerasain nyebrang Selat Sunda, hehe. Nyaman, naik Damri eksekutif, dengan berbekal KFC dan selimut. Ngerasain naik kapal besar, aga parah sih, sempet ga dapet tempat duduk, dan nyampe di Gambir dengan oleh-oleh keripik pisang yang aga nyusahin karena kebanyakan, haha.

Yeayy, satu cerita perjalanan lagi. Thanks Cina untuk arrange-nya yang mantep, Mas Rudi dan Tieke untuk guide dan penjemputannya, dan Mbe, thanks uda nemenin gw tanpa takut ketularan flu, haha. Keripik pisang cokelat Lampung emang juara, pullstop.

Langit Lampung, great!!

Rasanya Abis Reramean..

Rasanya abis reramean, kumpul sama orang-orang disayang dan jarang ketemu, ketawa cekakak cekikik, lalu harus tiba-tiba sendiri nyetir mobil pulang ditemani ipod bernyanyi lagu kenangan dan gelap malam itu bener-bener bikin hati galau yah, ga keruan rasanya.

Seperti ada separuh jiwa yang tertinggal, masih ingin bercengkrama. Bener-bener ga siap aja harus sendiri, harus kembali balik ke rutinitas, tanpa tau kapan kita bisa kumpul cekakakan lagi.

Satu hal yang gw pelajarin, waktu untuk kumpul sama sahabat-sahabat itu mahal. Priceless, ga bisa dibeli atau disubstitusi. Cuma bisa ngikutin takdir, kapan kesempatan bersama itu datang lagi. Cuma bisa harap-harap cemas kapan bisa cekakakan lagi, tanpa ada sedikitpun rasa yang hilang, seperti saat ini.

Terima kasih untuk yang udah ngehargain waktu bertemu. Ada goresan kenangan yang sulit luput dari benak. Ada jejak kaki yang tak akan terhapus oleh waktu dan usia.
*minggu malam, di sebuah sisi jalan di daerah Buncit, ketika tiba-tiba saja hati saya menjadi tidak karuan.