21 Desember 2009

Selamat Hari Pahlawan, Gurukuuu,...

Terpujilah wahai engkau Ibu Bapak Guru
Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku
Semua baktimu akan ku ukir di dalam hatiku
Sebagai prasasti terimakasih ku tuk pengabdianmu
Engkau sebagai pelita dalam kegelapan
Engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan
Engkau patriot pahlawan bangsa tanpa tanda jasa
-HymneGuru, Sartono-

Enak yaa jadi guru, diciptain lagu nasional, dicap sebagai pahlawan walau tanpa tanda jasa, dan dapet pahala karena udah nyumbangin ilmu yang mereka punya untuk kecerdasan bangsa.
Suatu saat nanti, gw mao ah jadi guru, dosen, atau widyaiswara yang nyumbain ilmu dan pemikiran gw buat kemajuan ilmu pengetahuan bangsa.
Ya Tuhan, di dalam momen hari guru ini, izinkanlah saya bermohon kepada-Mu untuk senantiasa melindungi dan menyayangi guru-guru yang pernah memberikan ilmunya kepada saya, juga guru-guru lain di seluruh penjuru nusantara yang ikhlas dan bekerja di jalan-Mu, yang memiliki cita-cita untuk memajukan kecerdasan bangsa ini.
Selamat Hari Pahlawan, Guruku..

Ayo Kita Berkurbaaaaann,,

TULISAN INI TIDAK SAMA SEKALI BERMAKSUD UNTUK RIYA, SOMBONG, ATAU APAPUN ITU NAMANYA. SAYA HANYA MEMBAGI CERITA PRIBADI, YANG SIAPA TAHU DAPAT MEMOTIVASI SAYA, ANDA, KITA SEMUA UNTUK SELALU BERKURBAN, BERSEDEKAH DI JALAN TUHAN.

Tepat setahun yang lalu, ketika saya mendapat gaji magang pertama, saya membeli seekor kambing. Yeah, sebuah keinginan religius terpendam yang ingin sekali saya wujudkan dengan kemampuan sendiri (selain naik haji bersama keluarga dan kerabat dekat tentunya!). Akhirnya, bisa juga memenuhi kewajiban saya berbagi dengan sesama di jalan kebenaran.
Memang belum seberapa apa yang saya lakukan ini dibanding teman-teman yang lain, yang selalu bisa bersedekah di setiap kesempatan yang ada, yang selalu bisa lebih konkret membantu sesama, yang lebih teguh menjalankan segalanya di jalan Tuhan. Saya hanya bisa melakukan ini untuk saat ini. Untuk itu, tidak ada tujuan sama sekali saya untuk riya ataupun sombong karena ini memang sangat kecil di mata Tuhan, saya tahu benar soal itu.
Saya ikhlas Allah ta’ala, itu yang rasakan. Saya hanya berharap ridho Tuhan dari apa yang saya lakukan. Saya percaya kambing yang disembelih atas nama saya tersebut bisa menolong saya disetiap kesulitan hidup yang saya hadapi nantinya, bisa menjadi kendaraan saya untuk menuju surga-Nya kelak. Dalam suatu kesempatan saya juga berdoa agar diberikan kemudahan untuk mendapatkan penempatan kerja di Jakarta, dekat dengan kedua orang tua saya.
Hanya sunyi yang menemani saya tatkala kambing saya dipotong. Begini yang ada di pikiran saya (sedikit terlihat bodoh memang, tapi ini yang terlintas,
“Kambiiiiinggg, maaf yaa. Karena saya kamu jadi dipotong. Terima kasih telah membuat saya mengerti arti sebuah pengorbanan. Terima kasih telah membuat kelegaan di hati saya. Semoga kamu bisa menjadi kendaraan saya menuju Tuhan. Dan semoga dagingmu bermanfaat untuk yang membutuhkan.”
Alhamdulillah, puji syukur ku untuk-Mu, Tuhan, atas segala kelimpahan rahmat dan rezeki untukku sehingga tahun ini aku kembali dapat memperpanjang tenggang waktu berkurbanku.
Ayoooo kawan, kalau kita mampu, kita berkurban. Demi Tuhan, saya merasakan sebuah kenikmatan yang luar biasa. Ayo, ayo, selamat mencobaaaaaa..

24 November 2009

Saya dan jantung,..

Senin malam, awal November 2009, tiba-tiba dada saya sesak, keringat dingin keluar dari seluruh badan saya, basah dalam dinginnya AC yang ada di ruangan pribadi itu. Memang hal ini menjadi biasa sejak saya duduk di bangku SMP, dimana cukup sering saya menderita susah bernafas dan merasa seperti tertiban benda yang berat saat tidur.
Selasa pagi, dada saya kembali sesak, disertai dengan badan yang melemas dan batuk kering yang tak kunjung membaik. Layaknya manusia yang menderita masuk angin hebat, perut saya mual, rasanya sulit sekali memasukkan oksigen ke dalam tubuh ini, hidung terasa mampet walau virus flu enggan menyapa saya. Lengan kiri saya pun sakit, seperti terserang rematik, namun hanya bagian kiri saja.
Jumat pagi saya memutuskan untuk memeriksa kesehatan saya pada rumah sakit umum dan hanya divonis mengalami kelelahan hebat akibat aktivitas saya yang cukup pada, subuh hingga dini hari. Namun, jumatmalam dada saya menjadi berdebar-debar dan sesak. Tak kuasa menahan sesak, saya dibawa oleh kedua orangtua saya ke rumah sakit jantung terkemuka di Jakarta. Sesampainya disana, saya dimasukkan pada unit gawat darurat dan hanya ditertawakan oleh dokter jaga di sana. Mana ada anak usia 22 tahun mengidap penyakit jantung, katanya. Kesal, namun sedikit kelegaan mampir dalam diri ini.
Senin pagi, saya kembali ke rumah sakit jantung tersebut untuk menjalankan medical check up dan setelah melewati perjalanan birokrasi dan pendeteksian yang amat melelahkan akhirnya hasil saya diserahkan ke dokter jantung, yang sama sekali tidak ramah terhadap jantung-jantung pasiennya, pada hari Senin minggu berikutnya. Tes darah, treadmil, echo, dan rontgen, diketahuilah bahwa jantung saya dalam keadaan normal, namun terdapat kejanggalan dalam kolesterol, asam urat, dan tekanan darah saya.
Saya mengalami kelebihan kolesterol dan asam urat dalam diri saya, serta tekanan darah tinggi. Cukup aneh memang penyakit yang biasanya diderita oleh orang tua di atas 40-an mengidap pada tubuh seorang anak berusia 22 tahun lewat 1 bulan. Yaahh, apa mau dikata, saat ini saya sedang mengurangi konsumsi cokelat, yang diduga kuat sebagai penyebab utama kolesterol, dan mencoba untuk berkeringat, menggerakan badan yang kaku ini.
Doakan saya kawan, semoga penyakit ini segera pergi dari tubuh saya. Karena saya masih ingin berkarya, mengabdi pada bangsa dan negara, berbakti pada orang tua, keluarga, dan sahabat-sahabat saya, serta bersujud pada Tuhan saya. Mulai sekarang konsumsilah makan-makanan yang sehat, yang bergizi, dan berolahragalah. Saya remaja berusia 22 tahun dan saya terkena serangan kolesterol serta asam urat karena pola hidup yang nikmat namun tidak sehat.

Taman Safari dan sebuah angan yang tercapai..

Pengen ke Taman Safariiiiiiiii...
Rasanya lama sekali saya tidak berkunjung ke taman yang menjadi simbol kebesaran zaman Presiden Soeharto di daerah Puncak, Bogor ini. Entah TK, SD, atau SMP saya pernah datang ke taman wisata ini. Yang saya ingat, saya pernah memberi makan kuda nil dengan kacang yang dibelikan ayah saya, saya juga pernah naik komedi putar, kuda-kudaan keliling zona bermain, dan saya pernah menangis karena masuk rumah hantu. Tidakkkkkk... it was soooo looooooooooonggg! *hadah, lebay!
Saya memang menyenangi dunia binatang dan tumbuhan (well, saya bercita-cita memiliki perkebunan dan peternakan pribadi suatu saat nanti, amiiiin..). Entah mengapa begitu excited-nya, hingga tiba-tiba saja tercetus keinginan kembali mengunjungi taman wisata itu.
Tentunya orang yang pertama saya ajak adalah Opah saya, supir saya, sekaligus harapan saya. Mengapa harapan? Karena memang dia suka jalan-jalan dan mau menemani saya (walau muka saya sedang dilipat, hehe..). Setelahnya baru saya ajak Dimas, Oki, dan Harun, lalu mereka mengajak teman masing-masing.
Dan, eng-ing-eng.. Sabtu pagi mereka semua datang ke rumah saya, dan jadilah kami ke Taman Safari Indonesia, cihuuuuuiiiii.. Saya, Opah, Oki, Bari, Dimpil, Harun, dan Martin menjelajah membelah bumi Bogor dan tiba di sana pukul 11.00. langsung bertemu dengan sejumlah binatang yang lucu (namun entah tetap saja menjijikan untuk dipegang! Hha..).
Untung kita sempat membeli empat ikat wortel untuk diberikan kepada binatang-binatang itu. Canda, tawa, dan ria yang menghiasi hari kami siang itu. Dan satu kesimpulan saya, seluruh binatang di sana menyukai wortel kami, hore! Sampai akhirnya kami tiba di area hiburan. Mau naik gondala namun rasanya gag worthed banget, yaa terpaksa kami naik kereta hingga tiba di tempat pertunjukan cowboy. Asiikk, sejuk, dan seru pertunjukkannya. *haahh, enathlah, apa saya yang senorak dan se-amaze itu menanggapinya..
Kami berjalan menelusuri wahana-wahana yang semuanya mempertunjukkan kebolehan sang binatang. Pinguin, reptil, burung, binatang malam, dan gajah. Horee saya bisa foto di depan gajah, senangnyaaaaaaaa, ahaha.. sampai akhirnya kami makan dan pulang. Ahh, sebuang angan sederhana, mimpi anak kecil yang terwujud. Tak penting memang mimpi ini untuk banyak orang, namun ini sangat berharga dan menyentuh bagi saya. Terima kasih untuk Anda yang telah mewujudkan mimpi ini..


Nb. Permohonan maaf kepada teman-teman yang tidak bisa saya ajak satu per satu. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan tempat, waktu, dan inisiatif saya.

23 November 2009

Saya saat ini..

Saya saat ini..
Berada jauh di luar lingkup penyembahan, entah mengapa! Tak pernah rasanya sejauh ini, sehitam ini..
Berada dalam rotasi kehidupan, pekat, membuat saya semakin tenggelam dalam stagnansi pada pusaran waktu yang bergerak cepat..
Berada di persimpangan yang berliku, hingga penat menemani vektor imajinasi yang berputar di otak ini..
Berada pada titik keangkuhan terdasyat yang memperkenalkan hati dengan kelam! Rapuh, ingin rasanya mengaduh..
Berada tepat di sebuah resonansi sungai yang amat riak, bahkan letih dengan siaga menghampiri tiap-tiap asupan gelora kemenangan..

Namun saya tetap percaya..
Ada hikmah di setiap alur kehidupan, ada cinta di balik pekat, ada senyum pada setiap sesak, ada hati di setiap perjuangan, dan ada Tuhan di setiap detik yang dimiliki..


-saya yang sedang belajar berjalan menjauh dari zona aman, perlahan-

Ini saya, benarkah?!




Pandai bergaul, disukai orang banyak, berjiwa besar, suka merendahkan diri, pandai berbicara, dan dapat mengatasi masalah yang dihadapinya dengan baik
Suka bekerja keras. Bisa dipercaya dan cerdas. Cenderung mau berkorban apa saja untuk mengejar cinta sejati. Ahli berorganisasi dan handal persoalan mendetail. Suka telat kalau janji.
Suka menuruti kemauan diri senndiri. Suka mengeritik dan mengomeli apa saja.


Sifat umum
Mempunyai tambahan kekuatan kemauan, tekad, dan individualitas dalam urusan yang semakin meningkat.
Mereka adalah orang-orang yang bersungguh-sungguh suka menolong dan lurus. Mereka suka berhubungan dengan orang lain dan teman-temannya. Mereka tidak menyukai perubahan-perubahan dan perintah-perintah mendadak tanpa diberitahu lebih dulu.

Positif
Konstruktif, sistematis, tertib, praktis, realistis, teguh, tenang, efisien, pembangun, serius, berpikir ilmiah, tekun, bertanggungjawab, rajin, jujur, setia, keras hati
Mereka bukan pemrakarsa, tetapi bila garis besar sudah disusun dan rencana ditentukan, mereka bekerja serius di bidang apa saja. Membenci pengangguran dan mempunyai kegemaran untuk tetap sibuk. Tidak egois dan sering meminta pertolongan kepada orang lain.
Lapangan kerja yang cocok adalah insinyur, perancang, produsen barang, ilmuwan, petani, ahli hukum, pendidik, dan usahawan. Dapat juga menjadi pengelola toko, kantor-kantor, atau bangunan-bangunan

Negatif
Kekurangan imajinasi, tampak keras kepala dan tidak bisa diperintah orang lain, suka mendebat serta mendominasi, bekerja terlalu keras dan lupa waktu.

Sifat menurut nama
Orangnya sangat selektif dengan kesukaan dan ketidaksukaan yang kuat, sehingga terkesan rewel dalam urusan cinta dan persahabatan. Suka menyendiri untuk berpikir, belajar atau merenung. Ia menyukai kesempurnaan di segala bidang. Dapat hidup tanpa cinta meskipun mampu mencintai secara mendalam bila bertemu dengan pasangan sejatinya. Ia mampu mencapai hasil-hasil ilmiah, religius, atau bahkan dalam dunia kejahatan.
Orangnya modern dalam berpakaian dan berbusana. Ia perlu menghindari bicara dan menyatakan bualan-bualan. Ia harus mencoba lebih tenang dalam pembicaraannya,
Menjadikan seorang pendiam, introspektif, memiliki rasa suka dan tidak suka yang kuat dan memiliki kemampuan istimewa untuk konsentrasi mental. Bisa juga menjadi pejuang kemerdekaan, ilmuwan, penulis, analis, penyelidik kejahatan, atau bahkan penyelundup jika tidak mendapat latihan dan pendidikan yang baik.

Sifat menurut hari dan pasaran
Kebanyakan berkepala batu, suka membandel, segala gerak badannya terasa berat dan suka melakukan sesuatu yang cocok dengan isi hatinya.
Mempunyai pendirian yang tetap dan keras hati. Tertarik pada sesuatu yang dimiliki oleh orang lain. Bicaranya kurang lancar.

Sifat menurut bintang
Orang virgo umumnya memiliki watak yang bagus dan simpatik, penuh kejujuran, kesucian, tidak mau main belakang,selalu berterus terang dan rajin bekerja. Sifat yang menonjol adalah sangat disiplin , tidak mau bermalas-malasan, tidak suka melamun, tidak berambisi menjadi populer.
Pada umumnya penampilan orang virgo pemalu,lebih senang melakukan segala sesuatu dengan diam-diam dan terhindar dari pengamatan orang lain. Setiap tindakan yang dilakukan selalu patuh pada adat istiadat, memegang teguh tata krama kesopanan dan kejujuran. Selalu melaksanakan pekerjaan dengan penuh ketelitian dan diselesaikan dengan baik sekali. Dalam pergaulannya mudah untuk menyesuaikan diri.
Memiliki kegemaran mengkritik orang lain, cerewet, tapi selalu mengemukakan apa yang dianggapnya benar. Kurang b isa menyusun kata-kata sehingga menjadikan ia terpojok. Sering merenungkan diri dan keluarganya. Sering merasa kuatir jika dirinya tidak memperoleh kasih sayang dari orang-orang yang dicintainya.
Dengan sesama rekan kerjanya dikenalsebagai orang yang baik, jujur, dihormati, dan pandai menyesuaikan diri.
Terhadap lawan jenisnya, termasuk orang yang romantis, dan hangat, cepat menjadi intim dengan lawan jenisnya, ia menganggap cinta itu membutuhkan pengertian yang mendalam, tidak hanya permainan seksual.
Rumah tangga orang virgo akan bahagia bila mempunyai pasangan yang tepat. Suami virgo tidak begitu mempersoalkan masalah seksual karena beranggapan bahwa membina rumah tangga adalah sesuatu yang ssuci yang harus dijalankan. Istri virgo mempunyai tanggung jawab yang baik terhadap rumah tangganya, anak-anak dan dapat mengaturr perabot rumah tangganya hingga tampak rapih

--semoga umur saya bertambah seiring dengan bertambahnya sifat baik dalam diri ini..

Lelah,..



Hah, sudah hampir dua bulan saya terisolasi dari dunia luar, terpenjara dengan tumpukan kertas dan tugas yang harus saya selesaikan. Setiap hari, lebih dari 12 jam hanya duduk di depan laptop mencari ilmu, mencari pengalaman, mencari kepercayaan. Tiba-tiba saja saya merasa rindu dengan kehidupan lama saya. Kehidupan dimana saya tak harus setiap pagi berangkat ke Slipi, dimana saya tak harus berdiam berlama-lama di depan laptop, dimana saya memiliki orang-orang yang amat saya cintai dan mencintai saya tentunya, berada di sekeliling saya. Sekolah, kuliah, diklat, apapun itu…

Memang menjadi dewasa sulit sekali. Begitupun berada di sekeliling orang yang pembawaannya dewasa. Saya masih terlihat manja, lemah, kekanak-kanakan. Apakah saya pantas dipercaya dan dibanggakan kalau masih seperti ini?! Saya lelah, letih menjadi sempurna. kalau memang kesempurnaan itu hanya milik Tuhan, lalu buat apa saya mencari sebuah titik bertajuk sempurna?! itulah, saya masih anak-anak, belum pantas disebut dewasa.

Tapi satu hal, saya selalu menikmati nikmat ini. Berbagi pengalaman dengan para pejabat BPK dari perwakilan, berbagi kasih dengan teman-teman seruangan, berbagi ilmu dengan senior-senior. Terima kasih Tuhan atas nikmat ini, atas karunia ini. Terima kasih telah menemaniku menelusuri 21 tahun hidupku, menjadi peganganku di setiap hembusan nafasku. Ahhh, saya sadar, setiap kelelahan saya dalam berjuang adalah nikmat yang sangat luar biasa karena sesungguhnya tempat istirahat saya nantinya adalah di surga-Mu, Tuhan..

--trik menyemangati diri saat konsinyering mencapai klimaks,,

Kita satu, bukan satu-satu..

Sedih rasanya berjalan sendirian menjalani hidup yang penuh dengan rintangan ini. Satu per satu sahabatku, temanku, saudaraku harus meninggalkan aku berjalan sendiri. Yaa, memang saya harus tumbuh dewasa dan terbang. Sendirian dan tanpa bantuan siapapun. Begitu juga mereka, mereka harus mengais jati diri mereka sendiri, memahat tempat mereka sendiri. Semua serba sendiri, orang per orang. Layaknya juga nanti kita dikubur sendiri di liang lahat.

Sayang aku belum terbiasa melakukan segalanya sendirian. Masih tergantung dengan pihak manapun. Segala berjalan dengan indah ketika saya melaksanakan diklat auditor terampil di Pusdiklat BPK Kalibata. Saya merasa memiliki keluarga baru, sahabat baru, kehidupan baru yang sangat menyenangkan. Semuanya serba diliputi kebersamaan, kekerabatan, dan kekeluargaan. Saya suka itu. Dimana beban yang harus saya pikul dapat saya bagi dengan mereka, dimana saya merasa mencintai dan dicintai layaknya sebuah persaudaraan. Satu, itulah kita. Bagaikan lebah yang saling bekerja sama menghasilkan madu, bagaikan semut yang bergotong royong membawa makanan, dan bagaikan kepompong yang siap terbang menjadi kupu-kupu.

Kini, delapan bulan sudah kami harus berterbangan masing-masing sesuai dengan apa yang diinginkan oleh sang takdir. Seluruh penjuru Indonesia. Benar kata seorang kawan, kalau kami bak sekumpulan paku yang kemarin diciptakan setajam mungkin dalam tempat pembuatannya. Lalu sekarang kami ditebarkan dimana-mana, di seluruh Indonesia untuk membocorkan ban-ban kendaraan para tikus-tikus yang menggerogoti keuangan bangsa Indonesia ini. Sebegitu mulianya tugas kami, sehingga kami pun harus rela ditebarkan dimana pun.

Tidak mudah untuk tetap menjadi paku tajam. Apalagi sekarang saya sendiri. Tidak ada yang menajamkan mata paku saya, apalagi mencegahnya menjadi tidak berkarat. Sulit bagi saya untuk tetap bertahan pada idealisme. Tapi tekad sudah bulat. Meski sendiri, saya harus tetap bisa menajamkan mata paku saya sendiri. Layaknya teman-teman saya yang lain tentunya.

Kita tetap satu kan kawan?! Meski jarak, waktu, dan kesibukan memisahkan kita. Bahkan untuk menyapa hai saja sulitnya bukan main. Kalau memang begini cara yang paling baik agar mata paku kita tetap menjadi tajam, saya ikhlas, karena saya yakin, suatu saat nanti kita akan kembali berkumpul sebagai sebuah keluarga. Keluarga besar paku-paku yang telah berhasil mengoyak-oyak roda para tikus bodoh yang merusak moral bangsa. Semoga Tuhan selalu meelindungi kalian, dimanapun kalian berada, apapun yang sedang kalian perbuat. Kita tetap satu, bukan satu-satu.

Ini daerah bung, bukan ibukota,..

Dalam sebulan ini, Alhamdulillah saya mendapatkan kesempatan untuk berkeliling ke berbagai kota yang ada di Indonesia. Sebut saja Semarang, Medan, dan Ternate. Ada yang berbeda dengan kehidupan yang saya jalani di ibukota, saya pun sedang mencari apa perbedaannya.

Saya memang terbiasa dengan hiruk pikuk ibukota lengkap dengan kemeriahan dan kemacetan yang terjadi di dalamnya. Tapi buka itu yang saya ingin bahas. Semua orang juga tahu kalau saya anti hidup selain di Jakarta. Yaa, karena memang orang tua saya tinggal di Jakarta dan saya memang terbiasa dimanja dengan fasilitas yang serba ada di Jakarta. Yang ingin saya bahas di sini, mengapa daerah-daerah yang saya kunjungi itu tidak memiliki fasilitas yang sama dengan ibukota?

Wilayah mereka jauh lebih luas dari Jakarta, masyarakatnya pun juga membutuhkan hal-hal yang sama dengan masyarakat ibukota. Ya, saya tahu itu karena saya selalu bertanya kepada mereka yang tinggal di daerah-daerah yang saya kunjungi. Sekarang, kalau hanya ibukota, atau kota-kota besar yang mendapat fasilitas yang sesuai, bagaimana bangsa ini mau maju secara utuh, secara keseluruhan? Medan, yang dikenal sebagai kota terbesar dan teramai ketiga setelah Jakarta dan Surabaya saja sulit sekali didapati angkutan umum. Ternate, sulit sekali berkomunikasi dengan orang-orang pusat melalui telepon, internet pun sulit sekali diakses.

Lalu, setelah apa yang saya dapat di daerah, apakah pantas kalau banyak masyarakat Jawa yang notabenenya menjadi pusat peradaban di Indonesia enggan untuk melakukan transmigrasi ke daerah-daerah terpencil? Apakah memang pemerataan tak akan pernah terjadi di Indonesia?

Satu hal yang wajib saya syukuri bahwa hingga saat ini dari saya lahir, saya mendapatkan fasilitas berlebihan yang membuat saya lebih mudah dalam menjalani hidup. Memang akan selalu jenuh dan terisolasi ketika saya berada di daerah. Tapi ini daerah bung, bukan ibukota tempat anda dimanjakan dengan berjuta kenikmatan. Namun tetap saja, saya bangga bisa ke daerah-daerah itu. Asli, indah, dan memukau. Sebuah sisi lain dari kehidupan yang ada di Indonesia. Yah, hitung-hitung bertemu dengan sahabat-sahabat saya di perwakilanlah.

PRJ, saatnya pesta rakyat!

Sabtu, 11 Juli 2009, gw sama keluarga jalan ke Pekan Raya Jakarta ato lebih beken dengan istilah PRJ-nya di Kemayoran. Rencana pengen jalan-jalan cuci mata dan cuci kantong malah kebanyakan ngomelnya gw, hha.. Penuuuuh banget, nyari parkiran aja sejam lebih sendiri, paling maleslah gw kalo pergi harus desek-desekan gitu, sumpek, gerah! Sepanjang perjalanan mencari parkir, gw ngeliat banyak banget pedagang kerak telor, masakan khas suku Betawi yang adanya cuman pas PRJ. Yang jadi masalah buat gw, mereka itu adanya di pinggir-pinggir jalan. Kenapa gag semuanya dimasukkin ke dalam arena PRJ? Mahal, iya mahal buat bayar sewanya. Gw sempet nanya berapa harga sewa kalo di dalam arena PRJ, dan mereka bilang sekitar 1,5juta buat sebulan, sementara kalo di emperean gini cuman 300 ribuan. Gilaaa, apakah ini masih bisa disebut dengan pesta rakyat??????

Hah, bodolah. Toh suara gw juga gag bakal didenger siapa-siapa. Paling-paling juga cuman didenger sama supir gw yang uda biasa denger gw ngomel. Ato nyokap gw yang cuman diem, males ngeladenin anaknya yang nyerocos terus.

Tapi terus terang memang PRJ masih bisa disebut sebagai ajang untuk menghibur masyarakat ibu kota di tengah kesemrawutannya. PRJ masih diminati. Bukan karena harganya yang miring, bukan juga karen para penjaja barangnya yang aduhai, dan bukan juga karena lokasinya yang deket dengan rumah mereka. Tapi karena kecintaan mereka terhadap Betawi, terhadap sesuatu yang tradisional ditengah-tengah laju modernisasi yang menghempas budaya mereka. Yah, paling gak itu hal positif yang masih ada di benak gw.

Di sana, gw cuman makan (jauh-jauh cuman makan!), terus mampir ko counter helm. Ahirnyaaa ada juga ukuran pala gw, horee punya helm baru deh, hhe.. Rencana membeli kemeja dan sepatu baru gagal karena keletihan yang amat sangat menderita saya. Riuh, ramai, dan penuh antusias. Kami tunggu PRJ 2010 dengan inovasi baru tetapi tetap memegang ketradisionalannya. Bravo Jakarta..

Welcome Ternate!

Minggu, 12 Juli 2009
Malam ini saya bersiap, packing baju dan dokumen yang akan saya bawa dan kerjakan di Ternate sana. Pakaian dan segala tetek bengeknya sudah disiapin nyokap, tinggal bawa saja. Beruntung sekali saya memiliki seorang Ibu yang begitu pengertiannya. Pukul 23.00 WIB saya berangkat diantar bokap menuju bandara. Perjalanan yang singkat untuk hati yang excited minta ampun dan kondisi badan yang belum juga membaik.

Senin, 13 Juli 2009
Puku 00.45 WIB saya tiba di bandara Soekarno-Hatta, sudah ditunggu oleh Pak Awal, rekan satu tim di Ternate sana. Bukan untuk pertama kali saya naik Batavia Air, tapi entah kenapa kali ini begitu excitednya. Mungkin karena ini perjalanan pertama saya menuju Indonesia Timur, sebuah sisi lain dari kehidupan di Indonesia. Pesawat take-off tepat pukul 01.25 WIB dan ternyata kami sepesawat dengan Kasetlan Ternate, temannya Pak Awal. Di pesawat, untuk mengurangi penat, tidurlah saya. Bangun sudah di atas Laut Maluku, pesawat terbang hany beberapa meter di atas permukaan laut. Getarannya men, ajip bener. Seperti biasa, Batavia landingnya aga tidak enak, berasa naek ojeg dah, hha.. nyampe Ternate langsung makan lontong sayur yang rasanya ala Ternate, saya gatau dah, beda aja pokonya sama lontong sayur depan kantor. Setelah itu, saya tidur di hotel. Bangun uda pukul 14.00 WIT dan langsung sosialisasi di perwakilan. Hebat juga ternyata saya berbicara di depan para ketua tim, cihuuyy. Makan malam ikan bakar, ikan Krapung, maknyosss. Tapi terpaksa harus minum obat anti alergi, untuk stoknya banyak, pengalaman di Medan mengajariku nsegalanya, hhe..

Selasa, 14 Juli 2009
Bangun kesiangan, disamperin berapa kali sama orang perwakilan. Makan siang pake nasi Padang pukul 11.00 WIT. Lama juga di kantor, menunggu orang perwakilan menyelesaikan tugas yang saya bawa untuk mereka, hhi.. Pukul 16.30 WIT kami diantar oleh Pak Kasubagsetkalan pulang ke hotel. Selepas Magrib, kami makan malam di sebuah restoran. Kali ini makan Ikan Bawal bakar dan rica, sedaappp. Sayang saya tidak doyan seafood. Sampe hotel tidur dengan nyenyaknya hingga pukul 23.30 WIT saya terbangun dan tidak bisa tidur lagi, nonton tivi yang saya tidak mengerti konsep acaranya, yasudahlah..

Rabu, 15 Juli 2009
Hari ini telat sarapan, udah abis tinggal kopi sama teh aja. Akhirnya kami memutuskan untuk sarapan di sebuah kafe dekat hotel. Saya makan bubur manado denga es milo, Pak Awal dengan nasi goreng spesialnya dan teh botol sosro, apapun makanannya minumnya teh botol sosro katanya, hha.. lagi-lagi kami menunggu di perwakilan, belum selesai juga nampaknya pekerjaan yang kami tunggu. Makan siang di Bakso Lapangan Tembak, jauh-jauh ke Ternate makannya tetep Bakso lapangan Tembak, hha.. malamnya, lagi-lagi saya harus meminum obat anti alergi setelah memakan ikan krapung rica yang maknyoss itu dan akhirnya nyobain juga es kelapa muda dengan gula merah, ajib bos!

Kamis, 16 Juli 2009
Hari in parah capenya. Mulai ngerjain laporan yang harus diselesaikan segera mungkin karena kalo diselesein di Jakarta ga ada waktu lagi, validasi setumpuk LHP telah menunggu. Sarapan pake nasi fu yunh hai, yang lebih mirip telor dadar. Pukul 12.00 WIT saya dan para paejabat dari perwakilan menghadiri sebuah pernikahan orang disana. Seru juga, dapet kesempatan ngeliat pesta pernikahan adat Ternate lengkap dengan makanan khasnya yang ternyata tak cocok di lidah saya. Padal orang-orang lahap bener makannya. Pake dikerjain sama Kasubag Keuangan Ternate pula gw, makan sampe kekenyangan, perut sampe sumpek, haff. Sorenya gw ma Pa Awal ditemenin ma Mas Yadi dan Pak Ipung keliling-keliling Pulau Ternate dengan mobil, yah sekitar dua jamlah, udah nyampe kantor lagi. Sempet berenti di sebuah panti dan danau yang indah bener, tapi gw lupa namanya. Satu kesimpulan yang gw dapet, Ternate itu indah banget, tapi sayang belum dikelola dengan baik lahan pariwisatanya itu sama pemda terkait. Minum es kelapa muda lagi sambil ngeliatin laut, gunung, dan nelayan yang lagi kerja. Sempet makan pisang pake sambel, makanan khas sana, aneh dah, ahahaa.. dan yang penting hari ini, gw ma Pa Awal ikutan lembur nungguin data yang harus kita bawa ke Jakarta sampe jam 2.00 WIT. Waw.. menikmati keheningan malam Ternate, seru juga. Banyak ngobrol sama temen-temen di perwakilan, Robby, Aul, dan Jawir. Masih hangat seperti dulu, masih bermakna..

Jumat, 17 Juli 2009
Dini hari kami pulang dari kantor. Diputuskan kalo kami gag tidur takutnya kesiangan karena pesawat takeoff jam 7.00 WIT. Mesen popmie dan soft drink di hotel, ngobrol ngalor ngidul bersama Pa Awal yang aneh itu, wkk.. akhirnya jam 6.00 WIT kita meninggalkan hotel, dijemput sama Mas Yadi dan Pak Ipung yang kelihatan masih butuh wajtu untuk tidur. Sampe bandara Sultan Baabullah dan kita langsung check-in. Finally, pesawat boarding, take-off dan meninggalkan Ternate yang penuh kenangan itu. Salut saya untuk teman-teman di Ternate, Robby, Aul, dan Jawir yang kerja bak kuda, hhe! Karena hidup adalah perjuangan dan tempat istirahat kita sesungguhnya adalah di surganya Allah. Selamat tinggal kawan, suatu saat nanti kita akan besama lagi di Jakarta. Pesawat sampai di Bandara Soekarno-Hatta, saya tertidur sepanjang pejalanan. Supir sudah menunggu, lagi-lagi saya tertidur di mobil yang mengantarkan saya kembali ke rumah tercinta.

19 Juli 2009

Contreng Saya!

Usai sudah pesta demokrasi lima tahunan yang dirayakan oleh rakyat Indonesia. Sebuah pesta janji, mengangkat rakyat kecil setinggi-tingginya, membuai mereka hingga beban hidup terasa semakin ringan saja. Demokrasi dielu-elukan, dipuja-puja bak dewa. Tapi apakah rakyat mengerti bahwa mereka harus menjalankan demokrasi yang sebenar-benarnya? Apakah mereka memilih para wakilnya, presiden dan wakil presiden dengan hati nurani mereka sesuai dengan kapabilitas dan kemampuan yang dipilih?

Lucu, di sisi lain rakyat harus memilih pemimpinnya, yang dipimpin justru saling menjatuhkan di berbagai media. Demokrasi macam apa ini? Yang saya tahu, kampanye itu menaikan derajat dan menyampaikan visi misi sendiri, bukan menjatuhkan calon lain, menggugat visi dan misi mereka.

Memang tak ada yang abadi di dunia politik. Tidak ada kawan dan lawan yang abadi. Yang abadi hanyalah kepentingan. Selama satu visi, satu misi, satu tujuan dan kepentingan, maka jadilah mereka kawan, koalisi atau apalah itu namanya. Tapi, berbeda sedikit saja, memiliki ego sedikit saja, permusuhan dan saling adu mulut yang akan dituai oleh para elite politik itu.

Sebenarnya, apa yang ada dipikiran mereka? Apakah mereka benar-benar akan merealisasikan janji-janji manis mereka? Atau mereka hanya memikirkan janji-janji manis apalagi yang akan mereka buaikan kepada rakyat kecil sehingga dengan fanatisnya rakyat tersebut akan menggiring mereka ke Senayan? Sayang, mereka tak berucap.

Maka sebagai rakyat kecil, pintar-pintarlah kita memilih, menentukan masa depan kita sendiri. Jangan mau terbawa wacana fiktif para tikus politik yang hanya akan mengakomodasi kepentingan mereka. Jangan mau terbawa gosip-gosip buruk tentang satu calon yang muncul dari calon lainnya. Jadilah pemilih yang cerdas dan visioner dalam menentukan nasib bangsa. Pilihan ada di tangan kita, rakyat Indonesia. Kemenangan atas pemilu adalah kemenangan kita sebagai rakyat yang sukses dalam menentukan pilihan. Lanjutkan yang lebih cepat lebih baik, yang pro dengan rakyat!

Semarang Digoyang!

Hari ini bersejarah buat gw. Pertama kalinya gw naek kereta bisnis Jakarta-Semarang sendirian, pertama kalinya ke Stasiun Senen, pertama kalinya menganggap Yunus itu supir gw, pertama kalinya jalan-jalan sendirian di Atrium, dan yang paling penting pertama kalinya ke Semarang tanpa emak gw! Weeeeewww..

Naik bisnis dengan modal cuma seratus ribu, kesan pertamanya parah, parah, panas banget! Ini mah ekonomi versi bagusan dikit ajah. Banyak yang jualan, banyak yang kipas-kipas pake koran, banyak yang ngedumel karena pelayanan yang gag memuaskan, dan lain sebagainya. Gw yang notabenenya kebelet pipis, pas masuk WC gag jadi keluar tuh aer seni, hha.. Pertanyaannya, kenapa gag naek eksekutif aja my??????

Well, gw naek bisnis biar ada temen, Ojan. Tapi tau gitu mah gw pesen tiket eksekutif dari awal! Ojan, ojan, bikin orang spaning ajah lo mah! Hmm, perjalanan yang cukup membuat emosi, hha,, Gw gag bisa tidur, boro-boro dah! Keretanya ngebut banget, uda gitu pake klakson mulu, beuuh bikin parnoo.. Mana tengah malem kelaperan, keausan, kedinginan. Satu hal, obat tidur yang gw minum tidak ampuh sama sekali, bete!

Sampe di Semarang subuh, sekitar jam setengah limaan. Dijemput sama Opah yang bikin bete! Tapi karena uda dijemput yaa harus baik, hhe.. Doi ditemenin Harun dan mana si Ilam bodoh yaa, janjinya mao jemput gw?! Semarang di saat sang surya belum berani mengeluarkan tajinya, aga parno gw. Kota tua di depan mata, ada bendungan yang dibuat buat nampung aer supaya gag banjir, seereeemmmmm..

Sepi, senyap, tak ada tanda-tanda kehidupan malam. Hanya pedagang sayuran yang mau tidak mau harus meningalkan kasur mereka sejak dini hari tadi. Tiba di rumah budenya Opah, hangat, senang! Ada Ilam dengan muka bodohnya (dan percayalah, muka itulah yang selalu berhasil membuat gw tersenyum bahagia, tengz bro!), Kambing yang nemenin gw ngenet subuh-subuh, Ailum yang baru gw kenal, Nyamnyul yang tidur (tetap) dengan muka tuanya, Anggiat dengan kelakuan tidurnya yang anomali, dan Harun yang tidurnya miring. Hhaha, saya senang..

Ahh, memang menyenangkan berkumpul dengan teman-teman. Bersama kami datang ke Pesta pernikahan Indra, seru, deg-degan, dan tetap senang. Sayangnya saya bad mood, ngantuk dan Semarang panaaaassss banget, gag bangetlah buat keluar-keluar sekedar buat foto-foto ajah! Pengen pulang, pengen pulang, pengen pulang..

Beli oleh-oleh di Bandeng Jowanna (am I rite?!), makan siang (lagi) dimanalah itu namanya (lagi-lagi saya lupa! Hmm, tak pernah ingat tepatnya..) bareng-bareng, bikin seneng. Harun dan Anggiat duluan, Ilam juga uda naek bus ke Jogja, kami pun kembali ke rumah budenya Opah. Abis magrib, abis beres-beres seadanya, abis makan malam, abis bersih-bersih badan (gw engga, secara badan gw uda bersih dari sananya, hha..), kami pulang menuju Jakarta (horreee!!) dengan kereta bisnis yang sama ketika gw berangkat. Selamat tinggal Semarang. Nampaknya kita belum cocok dalam membina hubungan, hha! SAYA MASIH MENCINTAI JAKARTA..

Medan, Duty's Call..

Medan, hari pertama..
Ngantukk, bangun pagi-pagi, emak gw ngomel-ngomel coz baju gw masi berarakan dimana-mana! Hha.. Males banget rasanya mao pergi ke Medan, seminggu pula! But it is a duty, I have to go, demi negara tercinta, hadahh.. Naek pesawat Garuda Indonesia, terminal 2F, kaya orang plengo, sendirian. Maenin hape, fesbukan supaya gag nangis, hhe.. Alhamdulillah pesawat terbangnya bagus, smooth landing juga, jadi gag berasa naek ojeg, wkk.. Dijemput orang perwakilan, ngehadap Kalan, ketemu Mba Ncus, ketemu Onny, belum ketemu Faris ma Mas Dadik. Ingin sekali bercengkrama dengan mereka berempat, menggali rasa hangat yang selalu kami simpan. Sekarang harus lebih jaim, gag bisa kaya dulu, kita sudah harus professional di kantor. Saya kangeeeenn bersama kalian. Mulai presentasi matriks (hadaahh, untung ada Bos Nur, hehe,..), makan di Ikan Goreng Cianjur (jauh-jauh ke Medan, makanannya tetep Sunda), dan balik ke hotel. Makan malem di emperan hotel, makan Soto Padang, mirip Soto Betawi, jadi pengen pulang, hha.. Yang bikin parno, Bos Nur nonton film setan dan gw harus berpura-pura tidak takut sehingga menyibukan diri dengan berbagai cara, wkk..

Medan, hari kedua..
Saya semakin rindu Jakarta. Hari ini dimulai dengan mencoba memvalidasi matrik dari perwakilan, tapi gagal karena kebanyakan ngobrol. Makan siang bersama Faris dan Onny di Sun Plaza, mall paling megah se-Medan. Lumayanlah, berbagi rezeki dengan teman-teman yang belum mendapat remunerasi hingga saat ini. Dadik sombonng dah, dia lebih memilih lunch bersama pacar baru dua harinya itu, anak PKL! Wedeh.. Malamnya saya meninggalkan Bos Nur sendirian di hotel, pergi ke Medan Fair naek bentor untuk yang pertama kalinya. Kayak ITC, gda yang spesial, tapi ditraktir makan es krim sama Dadik, lumayan, hhi.. pulangnya juga sendirian naek bentor. Wah, uda kaya penganten sunat dah naek bentor tanpa kap keliling Medan. Ajiiip..

Medan, hari ketiga..
Hari ini diskusi sama tim ProvSu, seru, saya tak paham topik tapi harus berbicara, hha.. makan bareng Pak Yono, sang kasubagset kalan, dan Bos Nur di ruangan. Ngobrol full team, dengan Mba Ncus, Onny, Dadik, dan Faris. Hampir saja saya lepas kontrol, hhi.. ahh, rasanya memang saya harus sedikit terlihat dewasa. Malamnya berencana makan malama sama Mba Ncus namun gagal. Saya harus ikut dengan Bos Nur ditemani oleh Pak Yono dan keluarga makan seafood, lanjut dengan duren Medan, ajip sih, cuman saya kan ga doyan, hhe.. satu hal yang saya dapat malam itu, sahabat kecil yang baru. Yap, anaknya Pak Yono, pintar sekali..

Medan hari keempat..
Hari ini saya dan Bos Nur diantar oleh Pak Pur pergi ke Berastagi. Perjalanan panjang yang cukup melelahkan. Lima jam perjalanan bolak-balik. Layaknya puncak yang ada di Bogor yang setiap bulannya saya kunjungi, dingin, indah, dan asik buat berfoto, hhi.. setelah maka siang yang enak, kami berfoto-foto ria, dan mampir ke pemandian air panas di dekat sana sambil melihat pemandangan monyet-monyet yang berkeliaran bebas mencari sesuap kacang dari pengunjung. Pulangnya saya dan teman-teman pergi karokean di Inul Vizta yang notabenenya baru buka. Dua jam cukup untuk mengobati kebiasaan bernyanyiku di ibukota. Setelahnya kami makan pizza di salah satu resto yang cukup terkenal di sana. Seru, serasa anak kuliahan kembali.

Medan, hari terakhir..
Kesiangaaannn, rencana pagi-pagi mao beli oleh-oleh batal. Kita harus buru-buru ke kantor supaya bisa mengejar data-data yang belum masuk. Setelah sempat breakfast bareng Kang Ucup yang juga lagi dinas di Medan, saya langsung cabut ke perwakilan dengan membawa koper segede gaban, dengan duren dan bolu Meranti ditenteng! Beraaaat banget, sampe nambah 11kg bagasi gw, parah.. hari ini paling gw tunggu-tunggu, gw pulang. Tapi kenapa jadi sedih yaa. Ah, andai saja gw bisa membawa keempat teman terbaik gw tersebut ke Jakarta, ke tempat semestinya kita terbang bersama.. Mungkin saat ini belum bisa, tapi suatu saat nanti, kita berkumpul di Jakarta yaa kawan. Terima kasih Medan telah menjamuku dengan pesonamu. Onny, Mba Ncus, Faris, dan Mas Dadik, sampai bertemu di kisah kita selanjutnya. Saya sayang kalian.

Saya Rindu..

Tak terasa, empat bulan lamanya sudah saya tidak lagi bersama mereka, keluarga besar BPK STAN 2008. Masih terngiang betapa bahagianya kami menjalani hidup selama di Pusdiklat, betapa susahnya kami ketika menjalani ujian bersama, dan betapa harunya ketika malam penuh bintang itu akhirnya datang. Hangat, damai, dan berenergi..

Hari ini, saya memberanikan diri melihat kembali memoar itu dalam sebuah video yang berputar di laptop ini. Ternyata rasa itu belum hilang, mereka masih mampu menggetarkan hati ini. Saya rindu kalian..

Empat bulan ini sangat berat untuk saya. Bukan karena pekerjaan, bukan juga tentang yang lain, tapi tentang kalian. Sekali lagi, saya rindu kalian..

Jarak telah memisahkan kami, begitu jauhnya. Waktu, kesibukan, hingga bentangan laut membuat kami seakan tak pernah berteman. Irama indah tentang kita pun berangsur berganti nada. Awan mendung mulai menyelemuti ceraahnya hati kami. Meski berbeda kini, akan selalu ada serpihan cinta untuk kalian, keluarga besarku..

29 April 2009

Membuang Penat!

Mungkin bagi kebanyakan orang, tidak ada kegiatan alias libur panjang menjadi sangat menyenangkan. Bisa bangun siang, berbuat semaunya karena tidak ada deadline, mandi sehari sekali, lepe-lepe di tempat tidur, haff aku benci semua itu.

Setelah diklat yang menyenangkan dan penuh dengan berjuta kegiatan itu berakhir, aku mendapatkan jatah libur panjang selama dua minggu sebelum memulai aktivitas baru di kantor. Rasanya ingin sekali cepat-cepat masuk kantor, memulai rutinitas baru, berkarya dan mengabdi kepada bangsa, serta melakukan aktualisasi diri. Yahh, walaupun aku lebih suka jika kita kembali melakukan diklat di Pusdiklat Kalibata bersama-sama.

Terlalu banyak yang ku pikirkan ketika tidak ada kerjaan seperti saat ini. Itulah yang membuat masa melankolisku mengingat teman-teman diklat menjadi lebih lama. Ditambah adanya kenyataan bahwa aku ditinggal bersama dua puluh satu lainnya di Jakarta oleh teman-teman yang lain.

Bosan, penat, kosong, hampa. Aku ingin segera berkarya, melakukan apa yang seharusnya dilakukan oleh para pejuang bangsa. Aku memang bukan pahlawan, tidak pantas menjadi pahlawan. Tapi aku ingin bangsa ini bangga punya ”anak cemen” seperti aku. Biar aku buktikan dalam beberapa tahun, siapa nantinya yang anda sebut ”anak cemen” itu! Doakan aku kawan...

*Dalam waktu dua minggu tersebut, InulVizta dan Nav menjadi makanan keseharianku! wkwkwk,. auditor belum terpakai, artispun jadi!

From Kalibata With Love!

Baru kali ini, setelah 20 tahun lebih mencintai Jakarta, aku merasa sesak, merasa kota ini tak lagi ramah. Macet yang biasanya sangat menyenangkan kala perjalananku menuju kantor mulai tak terasa. Hingar bingar Jakarta pun hanya menjadi antiklimaks bagi mendung yang menyelimuti hati. Aku rindu kalian, Jakarta hampa tanpa kalian..

Baru kali ini, setelah 20 tahun aku mengenal dan belajar mencintai Indonesia, aku harus mempertanyakan wilayah kekuasaan Indonesia yang begitu luas sehingga lagu Dari Sabang Sampai Merauke justru menjadi luka di hati. Mengapa Indonesia begitu besar, mengapa bukan Jawa saja, atau bahkan Jakarta saja yang disebut Indonesia sehingga aku dapat dengan mudahnya bertemu dengan mereka, teman seperjuanganku di Pusdiklat. Aku sayang kalian, Indonesia seharusnya bangga memiliki aset seperti kalian..

Ahh, aku sadar. Ternyata Indonesia lebih membutuhkan mereka dibandingkan hanya berkumpul bersamaku di sini. Ternyata Indonesia, Dari Sabang Sampai Merauke, selalu menjadi kebanggaan bagi kami, hingga peluh tidak lagi menjadi penting ketika perjuangan itu dimulai. Di sini, di Jakarta, aku menunggu kalian, berharap nasib baik mempertemukan kita kembali..

Selamat memulai episode baru dimanapun kalian berada. Teruskan perjuangan karena Indonesia membutuhkan jiwa-jiwa dashyat kita. Terima kasih telah menemaniku berjuang mangais jati diri selama ini, membuat 2,5 bulan menjadi sangat luar biasa untukku, mendewasakan aku. From Kalibata with love..

*Niatnya mao ditag ke temen2 via fesbuk tapi malas, haha!

GW PENGEN DIKLAAATTT (LAGI!!!)

(Meralat tulisan gw tentang diklat pada posting sebelumnya..!! hehe, maav pemirsa)

Akhirnya Tuhan menjawab semua doa-doa gw. Kebencian gw pada diklat ini perlahan mulai berubah menjadi rasa nyaman yang amat sangat. Gw mulai mencintai diklat ini, mencintai setiap detik yang gw lewati bersama-sama dengan 74 sahabat-sahabat serta Pak Kamto dan Pak Pangat tentunya, mencintai setiap proses yang harus gw hadapi untuk hasil yang indah. Ah, gw cinta ini semua..


Makan sambil ngantri, nunggu semuanya kebagian, uda gag masalh tuh! Justru kita bisa bersenda gurau melepas penat yang ada. Makanan gag enak juga bakalan abis kalo sambil ngobrol, haha! Duduk siap, grakk! Berdoa mulai…. Wah, kangen makan bareng deehh!


Baris?! Seru lagi! Kompak bareng-bareng jalan dari ujung ke ujung, hadap kanan, hadap kiri, jalan di tempat! Waaaw, derap langkah para calon pejabat BPK di masa yang akan datang! Wah, kangen baris bareng deehh!


Tidur sekamar berempat?! Rame kale! Jadi gag takut lagi kalo ada bunyi grek, grek, grek tengah malem. Jadi ada yang ngingetin solat, ada yang makein otem, ada yang ngajak ngobrol sambil meremin mata! Opah yang tukang ngorok, dimpil yang banyak bacot, anggiat yang demen meper di ujung tempat tidur ato tembok. Wah, kangen bobo bareng deehh!


Di kelas bosen?! Itu mah dulu! Sekarang bisa ngobrol mpe berbusa sama semuanya, bisa ngehina-hina orang semau udel gw, hoho! Maavkan saiah kawan-kawan, hehe. Ada Mumu yang bibirnya manyun, Frenki yang tai laletnya (baca:tai kebonya) berlebihan, Kokoh yang matanya cipit kulit putih kaya orang negro (loh?!), dan Yunus yang mukenya tengil, hahaii kita harus memajukan Perguruan Kuda Terbang. Ada juga dua tamagochi gw, Ogi dan Oni. Harun yang suka ngecupin tempat duduk gw di belakang, pokoknya semuanya ada perannya masing-masing sehingga gw senang di dalam kelas. Mengobrol seru dan sesekali tertidur sambil belajar! Wah, kangen sekelas bareng deehh!!


Bosen ketemu orang itu-itu aja?! Gag kog, justru nagih ketemu ma mereka! Maen voli tiap sore udah jadi rutinitas walopun orangnya dia lagi-dia lagi. Ahh, gw gag pernah bosen! Buktinya sekarang nyariin kan?! Haha.. Keluar pake kartu juga ternyata fine-fine aja tuh! Wah, kangen bersama kalian deehh!!


Jumat lama banget?! Justru gw heran, kenapa ahir-ahir ini Jumat dateng begitu cepet yaa! Tiba-tiba aja Mas Oti uda jemput, nungguin di parkiran. Lah, apa sekarang abis Senen itu Jumat yak?! Bodorrr!!! Wah, kangen menjalani hari-hari barengan kalian deehh!!


Apel?! Maknyoos kog! Gw seneng apel, huhuii! Seru nyanyi bareng-bareng, baris di samping Frenki, di belakang Mumu, di depan Yunus, becanda ala babu! Haha.. Nyuruh-nyuruh orang maju buat baca Panca Prasetya Korps RI, ngucapin Pancasila, ato mimpin nyanyi, hoho! Lucu! Pak Kamto dan Pak Pangat juga ada-ada aja, makin hari makin menjadi-fadi, haha! ”Apel Pagi mulai, laporan.....”. Wah, kangen apel bareng kalian deehh!!


Senam Pagi?! Hajar bleehh! Biar gag bisa lari muter-muter, push up, apalagi sit up, tapi seru! Gw uda punya tips dan trik gimana senam pagi tanpa keluar keringat sedikitpun, haha! Jadi tau kalo sunrise di Jakarta juga bagus, apalagi liat bareng temen-temen! ”Untuk senam pagi, buka barisan, jalaaan!!” Wah, kangen senam pagi bareng kalian deehh!!
X

Pokoknya diklat seru, seru, seru!! Dari benci jadi cinta deh. Pengen lagi menjalaninya bareng 74 teman yang lain dan Pak Kamto, Pak Pangat!! Waaa, kangen kalian deehh!!

Kisah Kebaikan Hati Seorang Sahabat!

13 Maret 2009
Ngomong sama Mumu dengan gaya bibir yang dimaju-majuin..
“Muuu… Tolongin kumpulin uang dari anak-anak yang mao foto kopi soal-soal tryout PBJ dongg! Goceng Mu, gw gy ribet ngumpulin uang outbond, lo aja yak?! Tolong Muu….”
Dengan semena-menanya gw tereak di depan kelas…
“Oiii, yang mao foto kopi soal-soal PBJ, kumpulin uang ke Mumu, goceng, cepetan..”
Mumu bingung! Banyak yang ngerubutin doi dengan tiba-tiba..
Abis kuliah. Lagi-lagi dengan semena-mena..
”Muu, ayo kita foto kopi soalnya, temenin gw, sekalian loundry baju lo!”
”Cepetaaaaann Mu, lelet amad siiih!”
Mumu, mao aja gw tereak-tereakin. Kita minjem motornya Widi, serem bangeeet! Frenki nitip jaket basah yang bikin kiloan Mumu naek, haha. Kita berangkat ke tukang fotokopian deh, dengan hati yang ikhlas! Ribet dah tuh abangnya, nombok pula! Perginya Mumu yang bawa, pulangnya gw! Pas ada razia polisi, untung gag kena. Tuhan masih ngelindungin kita yaa! Feeling gw tokcer kan?! Haha..
Abis makan malem..
”Muu, ambil fotokopian yuukk, temenin gw tapi jangan malem-malem, gw belom belajar! Pinjem motornya Ardian aja..”
Di parkiran..
”Muu, maab yaa ngerepotin! Mudah-mudahan dengan ikhlas ngebantuin banyak orang kaya gini, repot-repot di kala yang lain belajar, besok kita jadi gampang ngerjain ujiannya! Makasii yaa muu..” *sambil cengar-cengir seperti biasanya, hehe..
Naek motor ngambil fotokopian! Gilaaa, berat cooy sekardus parah! Bensinnya ardian pake abis, waw! Mumu ke Giant pulangnya, gw nitip Hamtaro! Sendirian naek motor ke Pusdiklat bawa-bawa kardus! Untung ada Mba Ncus yang bantuin bawain, berat boyy!memang wanita satu itu sangat perkasa, ya lahirnya yaa jiwanya!n_n
Pulang dari Giant..
”Muu bantuin bagiin dongg! Abis itu kita belajar, oke Mu?!”
Malemnya gw kecapean, tidur, cuma belajar dari satu berkas soal..
Besok pagi pake acara push-up dipermalukan di depan umum bersama Mumu juga gara-gara lengan baju tak dikancing, astaga! Ujian bengong, mengharapkan belas kasihan Tuhan..

13 April 2009
Hasil ujian sertifikasi PBJnya uda keluar, Mumu uda di Samarinda..
”Mu, ujian kita L4, horeeee!!”

Gw cuma mao bilang, makasii berat Mu, maab kerjaan gw ngerepotin lo, menjebak lo melakukan tugas-tugas yang seharusnya tidak lo lakukan! Tapi gw percaya, dengan usaha minimalis gw belajar malemnya dan tiba-tiba dapet L4 pasti gara-gara lo ikhlas nemenin gw melakukan itu semua. Bener kan Mu apa yang gw bilang di parkiran. Tuhan lagi-lagi baik yaa sama kita! Jadi, ayo bareng-bareng kita lakuin semuanya dengan hati, doain gw yaa Mu..


Dedicated for Muammar Fauzy, si kuda manyun.. n_n
(Eh, ada salah dialog gag? Haha..)

3 Hari Untuk Selamanya

Jumat, 10 Aril 2009
Awal dari melowdrama weekend buatku. Menemani jam-jam terakhir Ebby dan Kliwon di Bintaro, saling memuji dengan cacian yang seperti biasanya, menyalami mereka, dan mendoakannya. Tugas yang amat sangat berat untuk mereka, menjadi penjaga pintu Timur Indonesia dari serangan musuh. Selamatkan mereka Tuhan..
Tertawa keras namun tak lepas bersama Ilaam, Meta, Riri, dan Ade. Ahh, aku benci tertawa seperti ini, hanya membuat dadaku sesak dan tak bernyawa.
Ternate, Ambon, Jayapura, dan Manokwari, izinkanlah mereka berpijak di tanahmu, mengharapkan rahmat dari-Nya.

Sabtu, 11 April 2009
Mataku sulit untuk terpejam. Hari ini, setengah dari kami akan memulai kehidupan barunya di tanah yang berbeda pada bagian bumi pertiwi yang lain. Satu per satu inboxku penuh dengan sms mereka, memohon diri, meminta doa. Aku menangis.
Hujan yang lebat mengiringi kepergian mereka, membuatku semakin berdekatan dengan sepi dan dingin. Aku masih ingin bersama mereka,
Aceh, Padang, Jambi, Batam, Bangka Belitung, Lampung, Pontianak, Samarinda, Bali, Mataram, Kupang, Palu, Makassar, Mamuju, dan Manado, menjadi lahan baru beribadah untuk mereka. Mudahkan mereka Tuhan, kuatkan mereka..

Minggu, 12 April 2009
Hari yang paling aku takutkan akhirnya datang juga. Mengantarkan Ncus dan Dadik dari Bintaro menuju Medan walau hanya berhenti pada Soekarno-Hatta. Bersama Opah dan Dimas, mengejar waktu, mengejar asa. Mencoba mengikhlaskan sahabat terbaik yang hendak menjalankan amanah di pulau seberang.
Bertemu Ilaam, sayang hanya sesaat. Dia terlihat tegar diantara kerapuhanku. Menahan air mata yang mungkin bisa jadi beban untuknya, untuk keluarganya. Selamat jalan, buktikan janjimu untuk terbang bersamaku menuju puncak suatu saat nanti. Terima kasih telah membuat penggalan episode kehidupanku menjadi lebih bernyawa. Di sini, di Jakarta, kisah dan impian kita dahulu, dimulai.
Kedatangan teman-teman yang bermukim di pusat membuat hati menjadi lebih baik dari sebelumnya. Opah, terima kasih telah menemaniku seharian ini dengan senyuman.
Gorontalo, Medan, Bengkulu, Banten, Jakarta, dan Palembang, menanti mereka mengabdi kepada bangsa, berdakwah di jalan-Nya.

Catatan:
Banjarmasin dan Kendari, here they come! Awal dan akhir keberangkatan teman-teman.

every step I take, every move I made..
every single day, every time I breath..
I’ll be missing you..

Siiaaaapp Grakk!!

“Siaaaappp graaakkkk…!!”
“Lencang depan, graaakkk…!!”
“Tegak graaakkk…!!”
”Majuuu, jalaaan..!!”


Dari Sabang sampai Merauke
berjajar pulau-pulau
sambung-menyambung menjadi satu
itulah Indonesia..
Indonesia tanah airku
aku berjanji padamu
memnjunjung tanah airku
tanah airku, Indonesia..

“Belok kiri graakkk..!!”


Demi tanah air dan bangsa, yang terus membangun
Demi tercapai cita-cita Pancasila
Siapkanlah jiwa ragamu, hai abdi negara di BPK
Gerak berdasar undang-undang, mengayomi harta negara
Dengan senjata cakra bermata tiga, menjadi satu bersemboyan
Tepat, cermat, dan juga hemat, di bawah tujuh janji luhur
Janganlah segan, janganlah gentar
Laksanakan demi bangsamu
Hayatilah, dan amalkanlah
Sapta Prasetya Jati

”Henti graakkkkkk..!!”

* Rutinitas para calon punggawa keuangan negara pada setiap kesempatan, di bawah kepemimpinan Pak Kamto dan Pak Pangat! Aku rindu kalian...

GW BENCI DIKLAAAATTTT!!


Apa-apaan nih, masa mao makan harus ngantri, nungguin orang laen ngambil! Belom lagi kalo ada yang gag kedapetan makanan, ribut deh! Harus disiapin segala, kaki dihentakin ke lantai! Apa maksudnya coba?! kampreetttttt!!!

Semuanya harus baris kalo mao ngapa-ngapain. Buseng, gw ini mao jadi auditor bukan jadi pasukan pengibat bendera apalagi tentara!

Tidur sekamar berempat, rebutan suhu AC, gag ada teve, gag ada yang beresin, gag ada guling, ribet bener, gag ada privasi lagi, mandi gag bisa lama-lama semau gw, semuanya serba dikejar waktu!

Di kelas bosen, gag ada hiburan! Belajarnya diulang-ulang! Mending kalo jatohnya gw ngerti, nah ini ngantuk, mao tidur susah, mao ngobrol gda yang asik, mao ngenet batre abis, siaaalll... Mbok yaa belajar sendiri aja!

Ahh, ketemunya dia lagi-dia lagi, maleeessss! Pengen lepas cepet-cepet dari penjara kaya gini. Masa mao keluar aja harus pake kartu izin keluar yang cuma ada lima untuk 75 orang. Kapan jatah gw jadinya!!!

Pengen pulang, pengen pulang, pengen pulang. Pengen ketemu nyokap gw, pengen bebas, pengen jalan ma temen-temen gw! Kapan sih Jumat dateng, lama bener rasanya! Gw uda gag tahan nih.. Sebeeellll...

Hah, apel lagi, apel lagi! Cape, bosen dengerin petuah berulang, males baris-baris, gag penting banget. Untung jabatan ketua kelas gw udahan, jadi gag perlu repot-repot lagi ngebarisin orang..

Adoooh, pake acara senam pagi! Males banget sih! Pushup, situp, lari kelilingh pusdiklat, yaelaaaah gag penting banget!
Pokonya nih diklat gag ada bagus-bagusnya buat gw, kamprettt...

*Ditulis pada paruh awal diklat auditor terampil!!

6 April 2009

Jadi Pengen Pulangggg...

Hujan mengguyur Jakarta hari ini, deras sekali. Lima belas, enam belas, bahkan dua puluh tahun yang lalu, pada saat yang sama, aku selalu ingin didekapan ibuku. Aku takut derasnya hujan, aku takut kilatan petir, aku takut gema huntur, aku takut jika ibuku belum sampai di rumah. Aku menangis..

Sekarang aku mencintai hujan, aku senang berada dalam lebatnya air yang turun dari langit itu. Sebuh anugerah Tuhan yang datang begitu saja dari awan-awan di atas sana. Hujan menyimpan begitu banyak kenangan dalam hidupku, seolah menjadi saksi bisu betapa ibu sangat mencintai aku.

Hujan deras hari ini mengingatkanku pada percikan kasih yang lebih hebat dari hati ibuku, membuat hatiku bergetar karena gema rindu padanya. Bahkan aku tak sanggup melukiskannya melalui kata-kata. Aku menangis..

Aku yang selalu merindukan kehadiran hatimu
Aku yang selalu menantikan senyum ketulusanmu
Aku yang selalu mengharapkan untaian doamu
Aku yang selalu menunggu dekapan hangatmu
Aku yang menjadi saksi hidup perjuanganmu, Ibu
Hari ini, detik ini, ingin sekali aku datang kepadamu, mencium tanganmu, memeluk tubuh mungilmu, dan berbisik ” Aku mencintaimu di sepanjang jalanku, di setiap derasnya aliran sungaiku..”

Voli Girang!!


Senangnya bisa bermain voli bersama teman-teman di wisma setiap sore, setelah menimba ilmu di kelas yang membuat mata terkatup dengan mudahnya. Mengingatkanku pada beberapa tahun yang lalu dimana aku belajar bermain voli bersama teman-teman SMP. Setiap Senin sore, kami selalu belajar memukul si bundar itu. Namun ada yang berbeda kala ku bermain voli kali ini. Aku bahagia...

Aku benci berkeringat, tetapi tidak kali ini. Aku menikmati setiap detik yang berlalu, berkeringat memainkan bola, tertawa lepas, bahagia sekali. Tidak ada yang hebat di antara kami, tapi hati tetap senang. Setiap smash yang melayang jauh, setiap loncatan yang berujung cedera, setiap serve yang melenceng entah kemana, setiap umpan yang menjadi boomerang, setiap cerca yang mempersatukan hati kami, aku bahagia...

Ahh, momen itu memang indah sekali, tak akan terlupakan atau hilang dimakan waktu hingga suatu saat nanti, kami akan berkumpul bersama kembali di lapangan voli itu, memeriahkan setiap sore indah yang dihadiahi Tuhan dengan canda dan tawa. Aku bahagia...


”Coy, coy, coy..Udah gag ujan tuh, gag ada mobil pula!! Maen voli girang nyoookk..Ambil bolanya di mas-mas resepsionis yak, pompanya Izul ada di kamar gw! Ajak anak-anak yang laen, turun duluan gih, bantuin anak-anak pasang net! Gw solat dulu, ntar gw yang samperin anak-anak lantai tiga....”

Tentang Hadiah dari Bu Wati..

Selasa 17 Februari 2009, aku tersentak! Setelah jalan jongkok masal gara-gara baris tak rapih, aku mendapat message dari Bu Wati, ada titipan katanya. Pikirku, ada surat atau apapun yang tertinggal di ruang MIA yang ingin dikembalikan padaku, Dimas, atau Popon. Beliau menelpon tapi aku tak mendengar, menyesal tak mendengar suaranya.

Jam 12,45, setelah makan siang, aku menemuinya sedang duduk sendiri. Berencana mengagetkannya tapi sudah kepergok, hehe! Setelah mencium tangannya, tiba-tiba beliau kembali ke kelasnya dan mengambil sekantong plastik kado untuk kami bertiga yang dibungkus rapih dengan kertas koran. ”Ini ada titipan untuk nemenin begadang di wisma”, kata-katanya begitu ampuh membuatku ingin menangis dan memeluknya.

Aku tidak kekurangan makanan sama sekali, aku pun tidak suka begadang seperti apa katanya. Namun hadiah itu sanggup membuat hatiku tersenyum. Semua orang bertanya, ”Itu apa? Dari siapa?”, dengan bangga aku menjawab, ”Dari Bu Wati, ibuku tersayang di kantor!” Senang rasanya mendapat bungkusan itu. Satu hari dari sekian hari yang ku jalani di Pusdiklat, dimana aku tak terpikir untuk pulang ke rumah.

Malamnya bersamka Dimas dan Popon kami menikmati hadiah itu. Ingin rasanya makan bersama beliau, seperti yang setiap hari kami lakukan ketika magang kemarin. Terima kasih dari hatiku yang paling dalam untuk cinta yang tercurah. Bahagia rasanya diberikan hadiah itu, walaupun kehadirannya di sini sudah berbentuk anugerah untukku. We love you, Ibu Wati..

Menghitung Hari

4 hari lagi..
Senin, 12 Januari 2009 ada upacara ulang tahun BPK yang ke-62 di lapangan. Gw gag ikutan, ngabur bles di ruang rapat sama Popon dan Dimas. Ujan deres banget sampe yang upacara bajunya basah kuyup, hehe! Hari ini juga Pa Eko nunjuk gw dengan semena-menanya sebagai manajer tim futsal, alhasil kalah deh! haha, gw emang dodol soal beginian.. Sorenya, gw latiah vocal group mpe setengah tujuh dan dijemput, horee!!

3 hari lagi..
Selasa, 13 Januari 2009 latian vocal group mpe jam delapan malem di Dephan mpe apal lirik, haha, susahnya tuh lagu batak. Cape banget, tapi seru. Untungnya pulang dijemput lagi jadi bisa bobo di mobil. Hari ini ada acara serah terima dari BPPK ke BPK di Auditorium. Ada Pak Anis, Bu Lis, Pa Kus, dan rombongan lainnya. Gw juga ngeliat Pak Sekjen buat pertama kalinya dari deket. Telat, telat, telat, 58 detik!!

2 hari lagi..
Rabu, 14 Januari 2009 ada lomba vocal group. Pret, tim gw cuma masuk nominasi 5 terbaik, tapi ga dapet juara! Sediiih, hehe! Dari pagi uda ribet ngurusin persiapan nyanyi plus beli minum buat maen futsal (masih inget gw ditunjuk sebagai manajer futsal yang gag becus?! Haha..), futsalnya menang tapi gag masuk babak berikutnya cui. Siangnya gw ke Semanggi buat maem bareng bejo, naek taksi tiara express (gaya dah naek alphard! Hehe). Pulang dari situ bikin laporan keuangan dari rekening koran, mampus gw!

Sehari lagi..
Kamis, 15 Januari 2009 gw naek kereta lagi, ujan, ujan, ujan, deres banget. Hari ini gw wawancara ma Bu Ana, hampir sejam sendiri gw ngerumpi di dalem ruangannya, mudah-mudahan bisa nolong gw penempatan di Jakarta deh, amin!!! Ketemu Pa Padang juga, ngobrol ma Mba Iim, sesiangan (jiah, setengahnya seharian nih ceritanya! Haha,,).. Hmm, dapet training baru pula dari kantor, hehe! Hah, seharian di kantor bener-bener gag kerasa sekarang! Baru ngejogrok sebentar, tiba-tiba uda maem siang, ngejogrok lagi uda bunyi lagu pulang. Cepet kann?! Hari ini kumpul semua di ruangan, minus Mba Ane ajah!

Hari terakhir..
Jumat, 16 Januari 2009, hari yang sangat gw benci karena hari ini status magang gw di AKN I berakhir. Siang pergi untuk pertama kalinya ke pasar Benhil sama Dimas nyari lentera Korpri, muter-muter pasar ujan-ujan. Sorenya semua berkumpul di ruangan yang akan selalu gw, Popon, dan Dimas rindukan. Lengkap, kap, kap, selekap-lengkapnya! Sampai akhirnya salam perpisahan tercetus dari mulut kami. Susah bener nahan aer keluar dari mata, tapi gw berhasil kawan, paling gag ditahan beberapa jam, wekekekek! Senja telah menjemput, tapi beberapa anak magang, masih terdiam malas beranjak dari tempat parkir. Hah, mungkin itu terakhir kalinya kami melihat gedung itu bersama-sama...

Hari ini..
Jumat, 13 Februari 2009, sudah hampir sebulan lamanya gag ngeliat ruangan itu, gedung itu, beserta keramahan di dalamnya. Hari ini gw duduk sendiri di lorong wisma, di depan kamar 203, mencoba mangangkat diri dari kejenuhan dan keterjatuhan yang gw buat sendiri. Rindu bersama mereka, rindu gelak tawa dan riuh canda yang terucap dari bibir mereka, Bu Wati, Pa Mar, Mba Maya, Mba Ane, Mas Aat, Mas Danar, dll.

14 Februari 2009

Aku Telah Sampai Di Ujung Jalan Itu, Kawan!

Sebuah lirik lagu yang tiba-tiba terputar di laptop ini, membuat senandungnya ikut berputar di otakku!
“Tak usah kita pikirkan ujung perjalanan ini...”
Lagu bertemakan persahabatan yang sudah lama tak kudengar. Huff, lebih tepatnya kuhindari untuk didengar.

Sahabat sejati, tak usah kita pikirkan ujung perjalanan ini..
Tapi bagaimana caranya aku bisa menghilangkan ingatanku pada ujung perjalanan tersebut?!
Padahal aku tahu bahwa setiap jalan ada ujungnya.
Padahal aku tahu bahwa aku tidak akan mampu menelusuri sisa perjalananku tanpamu.
Padahal aku tahu betapa bahagaianya jika aku bersamamu pada perjalananku.
Padahal aku juga tahu bahwa ujung perjalanan itu mungkin ada di depanku.

Fitur Menarik 1A

Gag kerasa udah hampir dua bulan gw kerja di BPK, uda hampir dua bulan rute perjalanan gw berubah, tadinya Depok-Bintaro via Ciputat jadi Depok-Slipi via Mampang. Hmm, sampai saat ini sih di perjalanan sangat menyenangkan. Macet yaa dinikmatin aja, seneng malah (haha, psiko!). dan yang paling penting, selama hampir dua bulan ini juga gw bangun tiap pagi jam 5! Waaaw, rekor banget buat dunia perbangunan gw, haha emang sii kecuali Sabtu Minggu. Ini dua hari mah gw bangun jam 5 sore! Wkwkwk,,

Kerja kata orang lebih cape, lebih membosankan, lebih gag enak, dan emang bener banget kaya gitu, sekarang gw gag bisa lagi ketawa ngakak kaya di kelas waktu masih kuliah, gag bisa lagi ngatain orang semau udel gw (lah, gimana bisa ngatain, ngomong aja degdegan, eselon oiii!!!hahah,,), gag bisa males-malesan dan ngobrol sepanjang hari, semuanya terlihat lebih kaku. Tapi semua hal tersebut hilang ketika gw untuk sementara waktu ditempatkan di MIA AKN I.A.

Bener banget kata seseorang kalo MIA IA bikin lo nyaman, bikin lo seneng buat dateng ke kantor, dan bikin lo gag ngerasa kalo lo udah one step ahead ke dunia perkantoran. Ya, gw ngerasa kalo ruangan adalah rumah gw, gag boleh berantakan, dan pewe! Hehe.. Merekalah yang membuat gw sampe sepewe itu, sampe membuat gw bertahan dari rutinitas yang sangat menjemukan itu.

Bu Wati yang baiiiikkkk banget, yang memerankan figur ibu di ruangan sehingga gw merasa terlindungi dari masalah apapun, seorang eselon IV yang membumi. Makasih yaa bu buat semuanya, ibu telah menerima kami, membimbing kami menapaki dunia yang baru buat kami, menyapa kami dengan kasih sayang. Gag pernah sama sekali gw merasa disuruh, demi nama Tuhan, sampai saat ini gw ikhlas nemenin lembur atau disuruh apapun sama ibu yang satu ini. Maaf yaa bu, kalo selama ini Amy cuma bisa jadi sampah yang gag bisa apa-apa. Semoga Tuhan membalas semua kebaikan ibu, amin!

Pa Mar yang lucu dan bersahabat, yang sangat berjiwa muda dan menyenangkan buat gw kerjain, hehe! Nii bapak satu walopun Juni 2009 bakalan pensiun tapi masi aja punya semangat yang luar biasa sehingga nularin gw untuk lebih bersemangat menghadapi pekerjaan. Dia yang selalu bikin suasana menjadi renyah karena guyonannya, membuat hati ikut tersenyum di setiap kesempatan. Makasih yaa pa buat persahabatan unik kita, maafin kalo Amy banyak gag ngertinya, hehe! Semoga bapa sehat selalu dan tetep bersemangat. Inget loh, bapa pernah janji mao ngasih selamat kalo Amy jadi kepala auditorat kaya Pa Mahendro!

Mba Maya, Mba Ane, dan Mas Aat yang membuat gw merasa muda, karena mereka sudah tua, haha! Mba Ane yang nyebelin tapi bikin nagih (loh?!), yang tiap abis istirahat jadi pelayan restoran di lapotopnya, hehe. Mas Aat yang sering terlibat perbincangan aneh dengan Dimas dan Mas Erik, yang sedang meratapi nasibnya karena dijodohin sama Hendra, haha, Mba Maya yang jadi temen bertukar pikiran yang oke, yang sering banget curcol di setiap kesempatan dan cukup lumayan buat dijadikan sasaran caci, hihi. Makasih banyak atas kerja sama dan pertemanannya. Ayo kita berlomba-lomba menapaki karier di BPK! Maaf yaa kalo keseringan becanda. Gw bakalan kangen berat sarapan bubur di ruang rapat barengan lo semua. Mba Ane, cepetan kawin, inget umur udah hampir kepala tiga, hehe! Mba Maya, kapan mao gw temenin keliling Jakarta yang indah ini?!n_n

Hmm, masi banyak lagi deh yang seliweran tiap hari di ruangan. Mba Ani yang dibilang sesepuh ruangan (hehe!), Mas Erik yang kayanya kerjaannya lebih banyak di MIA daripada di Setpim, Mas Nurdi yang lucu dengan kemedokannya, Mba Kiki yang terlihat cerdas dan abis hamil (hoho!), Mba Luci yang imut-imut, Mba Tina yang rame, nyengiiiirr melulu, dan gag pernah pake rok, haha!, Hendra, Mba Eva, Mba Dini, Pa Tigno, Pa Agus, Mba Rina di ruang sebelah, Mas Farhan dan Mas Danar yang jadi musuh orang bawah karena sering nganterin kerjaan, Pa Eko, dan banyaaakk lainnya. Tentunya Pa Mahendro, sebagai pemeran utama di Auditorat 1A, makasih banyak yaa pa!

Gag kerasa uda hampir selesai gw bertugas di sana, di ruangan yang penuh dengan kehangatan itu. Sekarang saatnya gw kembali berjuang di tempat lain, Pusdiklat Kalibata (Alhamdulillah gag jadi di Makassar!). Terima kasih untuk semua kasih yang uda diberikan buat gw, untuk semua ilmu yang menjadi bekal gw melangkah lebih gagah, dan untuk semua senyuman itu. Tolong doain Amy yah, supaya makin mantap menjalani hidup dan menatapi karier, aminn! Sampai bertemu di lain kesempatan. n_n
LOVE U, ALWAYS.....

Note:
Tengz berat buat Popon sama Dimas yang uda jadi partner yang menyenangkan dan dapat diandalkan. Kapan yah kita bisa satu ruangan lagi?!

Mampang Pagi Ini..

Hmm, udah dua hari ini, kawasan Mampang lowong, gag macet sama sekali! Waaah, senangnya hati ini! Hehe.. Paling-paling juga macetnya di ujung-ujung lampu merah sama di deket jalan-jalan yang lagi diperbaiki itu. Senang, riang, hari yang kudambakan! Wkwkwk..Tapi ada yang aneh dah kalo lewat kawanan yang biasanya macet terus tiba-tiba lowong melompong! Apa ada pejabat yang mao lewat? Ato ada pemogokan bis kopaja atao angkot-angkot yang biasanya seliweran penuh di jalanan? Hmm, ada apakah gerangan?!
* Gayanya uda kaya presenter gosip aja dah (uuuhh, pengeeeennn!! n_n)

Kaget gw pas lewat halte busway Imigrasi gag ada antrean mobil yang berkepanjangan. Begitu juga pas ngelewatin halte Duren Tiga yang biasanya macet gag ketulungan. Yah paling macet tadi pas menuju halte Mamprat gara-gara ada jalan yang lagi disemen, gag tau masudnya apah. Perempatan Kuningan juga gag pake macet! Seneng bener dah pokonya, yang biasanya dari ujung ke ujung menempuh waktu sekitar setengah jam, sekaran paling cuman 10-15 menitan doang, setengah waktu bisa disave dengan mantabnya! Hehe..

Padahal beberapa hari yang lalu, Senen kemaren tepatnya, Mampang macetnya uda kaya apaan tauk! Bayangin ajah, gw butuh 1 jam untuk nyampe ke Perempatan Kuningan dari TB Simatupang. Jam setengah delapan, gw (dan Mba Maya) masih di depan halte busway Mamprat dengan indahnya padahal jam absen udah mao abis dan ada upacara ulang tahun KORPRI! Hemmm, puyeng! Alhasil ngebut gag penting sepanjang Gatot Subroto, gag nyampe 10 menit udah nyampe kantor! Hoho, gag jadi telat deh, walo pas upacara muka berantakan ditempelin debu, tas dititipin pa satpam, dan baris di depan! Haha, seru!

Sekian info yang dapat saya sampaikan, reporter Fachmy Muhammad Fajri melaporkan dari Lantai 6 Gedung Umar Wirahadikusuma, Jakarta.
* Ckakak, gag jadi presenter gosip, reporter beritapun jadi...

Aku, Apanya yang Berubah?!

Aku, apanya yang berubah sih teman-teman?! Aku belum autis kan?! Aku masi seperti yang dulu kan?! Masih bisa kalian hajar dengan hinaan-hinaan gag penting, dan aku pun siap membalasnya! Aku pun masih rela dijadikan bahan lelucon supaya kita semua tersenyum, bahagia. Aku juga masih senang menghujat statement lo semua yang gag penting. Masih seperti biasa kan?!

Aku, ada yang salah yah?! Kenapa sekarang aku katanya gag banyak omong kaya dulu?! Aneh yah ngeliat gw ngomongnya gag nyampah lagi?! Haha, engga kok! Gw masih sama kaya yang dulu, masih jadi biang keladi, masih dibilang sakit jiwa sama orang-orang ruangan. Jadi apanya yang salah siih?!

Bosan aku mendengar kalimat-kalimat yang aneh, ”Duh yang uda kerja, beda deh!”, ”Lo berubah yah mi!”, ”De, banyak bedanya yah sekarang, ga kaya kuliah dulu!”, ”Amiii somboooonng!”, ”Congor lo udah jinak my?”, ”Tumben gag ngebales cengan gw?!”, dll. Fuh, fuh, lucu (baca: eneg!) juga denger untaian kata yang motifnya sama kaya gitu tiap hari.

Mungkin aku yang salah, mungkin juga kalian yang salah!
Who cares?!

Bogor Menggila!

Minggu sore, gw, arab, babi, dan bironk, kami berempat nekat jalan ke Bogor cuman buat makan di Hartz Chicken Buffet. Gw yang memutuskan buat pergi kesana karena gw pengen menikmati alam segar yang gag gw dapet di Jakarta sambil maem sepuasnya! Hoho, seperti biasa ngaret yang menjadi kebiasaan kami kembali terjadi. Janjian jam4, baru jalan jam5, itupun masih ketawa-ketawa! Hahakk, dasar bocah-bocah odong!

Bogor ujan, dingin, tapi tetep masih rame, apalagi ditambah perilaku-perilaku manusia gag penting seperti kami. Arab dengan bacotnya yang kaya kompor meleduk, Bironk dengan gayanya yang makin gag nahan, nah apalagi Babi yang kelakuannya udah kaya monyet! Wkwkwk, seneng bener gw ketawa-ketawa tiada henti, saling menghina satu sama lain. Satu hal yang gw baru sadar, TIDAK ADA PUJIAN YANG KELUAR DARI MULUT KAMI SORE ITU! Semuanya serba celaan, haha..

Nyampe sana uda magrib, pas banget buka puasa. Dingin bener duduk di alam terbuka, ujan pula, tapi suasananya comfy banget dah, denger suara aer sungai yang deres, suara takbir yang berdengung di langit (malam ini malam takbiran-red!), suara ketawa kami, haha.. ahirnya gag kuat, makan ronde pertama selesai, kami masuk ke dalem!

Gda bedanya di dalem ma di luar, ketawa muluuuu. Dasar manusia-manusia kebal, gda urat malunya!haha,, Segalanya dimakan, garlic bread yang melempem, roti yang kata Arab kebanyakan kayu manisnya jadi baunya lebih mirip bau iler, buah markisa yang kata Babi mirip ingusnya Bironk (huweeekz, bikin gag selera dah!), mie ayam yang pake jahe (Ronk, pliz dedh itu kunyit namanya!), calamary yang ternyata bawang bombai ditepungin terus digoreng, semua dah,,

Bega, kekenyangan, mao muntah. Jalan susah, ketawa tetep, hinaan jalan terus. Dasar dodol! Ronde kedua, ketiga, ahirnya pulang. Di jalan sepi pada tidur kekenyangan (well, sebenernya gw gag tau sepi apa gag cz gw ngorok duluan!). Di jalan diliatin orang, di restoran diliatin orang, dimana-mana jadi pusat perhatian orang. Bukan karena gayanya yang kaya artis, tapi karena gag tau malu.

Anda kenyang, saya senang, tak ada hutang...