6 April 2009

Tentang Hadiah dari Bu Wati..

Selasa 17 Februari 2009, aku tersentak! Setelah jalan jongkok masal gara-gara baris tak rapih, aku mendapat message dari Bu Wati, ada titipan katanya. Pikirku, ada surat atau apapun yang tertinggal di ruang MIA yang ingin dikembalikan padaku, Dimas, atau Popon. Beliau menelpon tapi aku tak mendengar, menyesal tak mendengar suaranya.

Jam 12,45, setelah makan siang, aku menemuinya sedang duduk sendiri. Berencana mengagetkannya tapi sudah kepergok, hehe! Setelah mencium tangannya, tiba-tiba beliau kembali ke kelasnya dan mengambil sekantong plastik kado untuk kami bertiga yang dibungkus rapih dengan kertas koran. ”Ini ada titipan untuk nemenin begadang di wisma”, kata-katanya begitu ampuh membuatku ingin menangis dan memeluknya.

Aku tidak kekurangan makanan sama sekali, aku pun tidak suka begadang seperti apa katanya. Namun hadiah itu sanggup membuat hatiku tersenyum. Semua orang bertanya, ”Itu apa? Dari siapa?”, dengan bangga aku menjawab, ”Dari Bu Wati, ibuku tersayang di kantor!” Senang rasanya mendapat bungkusan itu. Satu hari dari sekian hari yang ku jalani di Pusdiklat, dimana aku tak terpikir untuk pulang ke rumah.

Malamnya bersamka Dimas dan Popon kami menikmati hadiah itu. Ingin rasanya makan bersama beliau, seperti yang setiap hari kami lakukan ketika magang kemarin. Terima kasih dari hatiku yang paling dalam untuk cinta yang tercurah. Bahagia rasanya diberikan hadiah itu, walaupun kehadirannya di sini sudah berbentuk anugerah untukku. We love you, Ibu Wati..

Tidak ada komentar: