21 Maret 2011

Saat Bahagia

Sabtu, 12 Februari 2011.
Bangun kesiangan, yang artinya kesiangan juga jemput Acan. Doi dateng jauh-jauh dari Borneo sana katanya ingin menemui saya, Anjar, dan sekalian dateng ke nikahan Mario. Sudah dua tahun lebih persahabatan kami dipisahkan oleh Laut Jawa dan saya harus menjemputnya hari ini di bandara karena Anjar masih tugas.

Perjuangan ke bandara yang luar biasa, empat jam menginjak rem-gas-kopling dan akhirnya bertemu dengannya. Masih seperti yang dulu, bawel, dan bikin emosi. Masih seperti yang dulu, rambut ala sm*sh dan badan cungkring.

Perjalan diawali dengan perut lapar, nyasar, dan nunggu Anjar yang masih cek fisik di salah satu instansi pemerintah. Pusing saya dibuatnya mendengar kata-kata laparnya. Sampai ahirnya Anjar selesai dan kami bertiga makan malam di Mbah Jingkrak di bilangan Setia Budi. Ga sempet foto-foto, langsung cao ke Plaza Indonesia. Muter-muter ga keruan cuma beli barang seserahan nantinya, dan masuklah ke dalam bioskop di eX. Nonton The Mechanic, seat kedua dari depan, ngedongak dua jam, pusing.

Oia, ada kejadian super tolol pas mau pulang. Sejam lebih kita nyari mobil yang lupa di parkir dimana. Oh God, rasanya kaki bekonde. Mana tuh parkiran luas, plus panas. Kita trace back-lah itu memori-memori yang tersisa, dan ketemu. Emang ga salahlah jadi auditor, luar biasa, ahaha. Perjalanan pulang diisi sama diskusi tentang kerjaan, tentang kantor, tentang negara. Saudara seperjuangan memang paling memahami.

Keesokan harinya..
(Lagi-lagi) kesiangan bangun, dateng telat. Kali ini saya hanya sama Acan. Ngurus kepulangannya ke Lion tower di Gajah Mada dan melincur ke Taman Anggrek. Makan siang, nyari sepatu futsal si Acan, dan ngambil cincin kawinnya Anjar. Makan kekenyangan, sepatu nihil, dan ga jadi ngambil cincin, bikin ngantuk! *ga nyambung

Tambah Dimas, additional player. Kita ke Sarinah buat nyari sepatu (lagi-lagi nihil) dan sekalian jemput Anjar. Tim komplit, kita ke Jakarta Bowling Center. Best part of the day, I did some strikes. Bukan levelan sayalah mereka itu, ahaha. Kapan-kapan kita battle lagi oke?!

Cukup dua games, kita balik ke rumah Anjar, mandi, prepare ke kawinan Mario di TMII. Setelah ngomong ngalor ngidul plus nyobain batik jualannya Anjar, kita cao. Di kawinan ketemu banyak temen kampus, Pamela, Wulan, Edo, Ade, Martin, dan sisanya saya lupa. Kawinan selesai, perjalanan dua hari kita juga usai. Sempet foto-foto dulu sebelum pisah. Ahh, entah kapan lagi bisa bersama. Acan harus kembali ke Banjarmasin, saya harus kembali ke rutinitas yang membuat sulit bertemu Dimas dan Anjar yang notabenenya satu kantor.

Best quote:
Apapun itu, yang penting mahal. ~dimas

2 komentar:

fatir mengatakan...

ayo duet bowling kita my haaha

abi mengatakan...

tumben ga karokean dul?