12 Februari 2011

Apa Rasanya Pensiun Nanti??

Jumat, 28 Januari 2011

Hari ini, spesial bagi Pak Carmadi, seorang kawan di ruangan yang akan mengakhiri masa tugasnya karena pensiun. Beliau yang selalu datang dan pulang tepat waktu, selalu mengajak saya sholat berjamaah saat adzan tiba, selalu membawa tape untuk kita seruangan. Beliau yang menginspirasi saya untuk hidup sehat (walau belum berhasil, hhe). Ada sekelumit cerita ketika saya bertugas bersamanya. Beliau selalu ribut kalo saya pasang AC dengan suhu terlalu rendah sampai akhirnya saya tipu dengan mengatakan kalo ACnya bocor, dan berhasillah saya, hehe (untuk yang satu ini saya sudah minta maaf, beliau hanya tertawa, paham). Yang jelas, saya tidak ada teman kontrol di poli jantung sekarang ini.

Sebenernya yang ingin saya share adalah pikiran saya berlari jauh ke suatu masa dimana saya yang harus pensiun. Apa ya rasanya berada pada posisi beliau saat ini?! Yang tiba-tiba menghilang dari rutinitas berpuluh-puluh tahun, yang hanya tercukupi oleh uang pensiun, yang tidak bisa berbuat lebih di institusi ini, post power syndrome pastinya.

Dari kejauhan saya memperhatikan aktivitasnya di hari terakhir ini, merapikan meja, membawa berkas yang dianggap perlu. Ahh, setitik embun tergenang dipangkal mata saya, terharu. Entah apa yang dirasa saat harus angkat kaki dari kursi yang setiap hari diduduki. Flash back saat mulai masuk kerja jadi cpns, haru biru persahabatan, jatuh bangun saat penugasan, semua mungkin termainkan dengan jelas.

Saat itu mungkin kita akan menyadari betapa kecilnya diri ini, betapa tak berdayanya kekuatan ini. Ya, saat itu mungkin akan timbul pemikiran jika tenaga, pikiran, dan sumbangsih kita sudah tidak diperlukan lagi, sudah ada tenaga-tenaga muda dengan pemikirian dasyat yang menjadi substitusi kita. Saat itu kita menyadari bahwa kita telah direnggut oleh hidup, tua.

Berjuta rasa untukmu Pak. Salam hormat saya selalu. Terima kasih atas bimbingannya selama ini. Mohon doanya agar saya bisa "lulus" sekolah ini.

Ya, entah apa rasanya jadi seorang pensiunan. Semoga Allah mencukupkan usia saya hingga saat itu. Semoga sebelum pensiun nanti, semua kewajiban saya memberikan sumbangsih kepada bangsa ini terbayarkan dengan lunas. Dan semoga saya menjadi orang yang berbahagia karena amanah yang tertunaikan dengan sempurna. Amin..

1 komentar:

Anonim mengatakan...

semangat y my.. aku tau dirimu pasti akan selalu bisa memberikan yang terbaik.. :)