22 Januari 2011

My December..

Alhamdulillah, Desember yang ribet telah terlewati dengan begitu indah. Bulan yang penuh dengan amanah, tanggung jawab, dan juga kenangan yang luar biasa untuk saya. Di bulan ini, saya harus mengejar deadline to do list yang harus diselesaikan di 2010, belajar sosialisasi juknis, wisuda sarjana, pengumpulan data, Anyer, hingga hingar-bingar Piala AFF.

Bulan ini diawali dengan berlibur ke Dufan secara gratis. Yap, Dian, Inggit, dan Sopia berbaikhati membayarkan saya dan rekan-rekan yang lain untuk bermain di Dunia Fantasi seharian secara cuma-cuma, luar biasa. Terima kasih telah mengabulkan ingin saya. Semoga kalian kelak menjadi generasi penerus bangsa yang berkontribusi dan bermartabat. Seminggu kemudian, saya diresmikan sebagai sarjana akuntansi, walau saya berhalangan hadir dalam prosesi tersebut. Meskipun demikian, kebahaian tersebut tidak berkurang, sama sekali.

Next, saya harus ke Mataram. Waw, Lombok! Bawaannya jalan-jalan deh kalo udah begini. Puji syukur diberikan kesempatan berkunjung ke tempat-tempat wisata disana, Gili Trawangan. Tempat yang luar biasa indah walau belum dikelola dengan baik menurut saya. Thanks Popon yang telah membuat keinginan saya terwujud. Salam untuk teman-teman disana. Sosialisasi dadakan juga merupakan hal yang sangat luar biasa untuk saya. Pulang dari Mataram langsung nonton semifinal Piala AFF di GBK, it’s a WOW. Indonesia luar biasa.

Malam Natal berkumpul lagi sama Ayu, Intan, dan Indri. Sayang Riza sama Ulung ga bisa join. Lama banget ga ketemu Ayu, kita makan-makan Ayam Tulang Lunak Hayam Wuruk baru di Depok, wew. Dan di minggu terakhir, saya ditugaskan ke Padang. Kali ini bersama Pa Luthfi dan Agus. Ga kebayang tiap hari makan enak dan ngeliat bangunan-bangunan disana yang masih banyak yang hancur akibat gempa setahun silam. Sempet jalan-jalan ngelilingin Bukittinggi dan Teluk Bayur. Wow, Indonesia saya memang ga ada yang ngalahin untuk urusan pariwisatanya. Semoga semakin baik pengelolaannya biar bisa jadi income tambahan baik untuk APBD maupun masyarakat setempat.

Pulang dari Padang, di penghujung bulan ini, saya bersama sahabat-sahabat ini pergi ke Anyer. Yah lumayan banget refreshing sebelum memulai kembali aktivitas yang padat di awal tahun 2011 ini. Terima kasih Galih dan keluarga, semoga terus dilimpahkan anugerah dan nikmat yang berlipat. Terima kasih juga untuk Keli, Nanto, Darius, Iwe, dan Indri, sehat dan sukses selalu untuk kalian.

Yahh, Desember memang telah menjadi kenangan, dan tahun baru pun menjelang. Semoga apa yang dilakukan selama tahun 2010 ini bermanfaat untuk sesama dan berkah di mata Allah. Selamat Tahun Baru 2011, semoga di tahun ini banyak hal indah menyertai kita semua, tentunya dengan belaian rahmat Sang Illahi. Mohon maaf jika ada salah kata dan perbuatan selama ini, mari kita buka lembaran baru dalam hidup. Ya, dalam sebuah episode kehidupan yang lebih menantang.

Cheers.

New Year's Trip: Anyer!!

Ahaiii, akhirnya saya menginjakan kaki lagi di Anyer..

Sabtu-Minggu, setelah melewati pekan yang sangat melelahkan di Padang dan malam pergantian tahun yang luar biasa megah, saya berkesempatan bermalam di Anyer secara gratis. Ya, gratis alias ditraktir. Seperti biasa berangkat ngaret dan personel dalam jumlah yang lebih sedikit dari yang direncanakan sebelumnya.

Bermodalkan snack dan baju, kita let’s go ke Anyer. Sudah ditunggu sang empunya hajat beserta keluarga di Anyer sana. Cukup jauh, saya terlelap. Sesampainya disana, ternyata belum boleh check in. Terpaksalah kita ngemper, piknik di pingir pantai, di bawah pohon yang teduh, persis seperti episode wisata se-RT waktu saya masih SD, ahaha. Setelah makan siang dan solat, kita ngobrol ngalor-ngidul ga keruan membunuh waktu hingga tiba waktu check in jam 3 sore. Obrolan yang rata-rata berisi tentang romantika SMA, gunung berapi dan laut ala Iwe, drama-drama korea ala Indri, travelling ala Darius, sampe tentang Sopia. Yap, yang terakhir memang topik yang tak pernah habis menuai gelak tawa. Dan yang ga kalah penting, rencana jalan-jalan berikutnya. Mulai dari Bromo, Pulau Komodo, Raja Ampat, Lombok, Korea, Aussie, Spore, hingga Macau. Luar biasa..

Sore hari, kami bermain voli pantai. And this is the best part of the day. Lama banget ga main voli. Terakhir main voli girang waktu diklat sama BPK STAN 2008. *haa, mengingat ini membuat saya melow total, kangen. Semoga kita tetap menjadi kupu-kupu yang terus terbang dan menebar kebahagian bagi sesama. Semoga kita tetap menjadi paku-paku tajam yang siap menggemboskan roda-roda tikus politik yang menggerogoti uang rakyat! Leading by example.

Malamnya, sesuai rencana kita bakar ayam dan sosis. Saya hanya nonton dan makan, ahaha. Seru, kenyang. Bangga punya temen bekas urang Bandung tea, jago ngipasnya, kekekekk. Adegan ngasi pulpen untuk Galih juga terlaksana. Emaknya Galih pun ga bosen-bosen masakin kentang goreng. Jadilah mulut saya selalu penuh. 

Minggu pagi, hari kedua di 2011, saya memulainya dengan Banana Boat. Se-tim sama Indri, Iwe, dan Nanto. Bener-bener, Iwe bintangnya banget deh, ahaha. Besok-besok gw lelepin lo di empang deket rumah biar ga takut aer. Adegan main voli pantai juga seru. Saya-Iwe lawan Galih-Keli dengan taruhan yang menang nabok yang kalah. Semangat 45 banget gueeee sampe jatoh-jatoh ga keruan hanya demi nabok, ahaha. Apes, pes, pes. Uda kaki bonyok, kalah pula. Untuk saya tidak ditabok.

Thanks to Abang atas kesediaannya membayari kita ke Anyer. Semoga Allah selalu menjaga hati dan keimananmu, seperti Ia menjaga kokoh gunung-gunung di muka bumi. Semoga Allah selalu menganugerahkanmu cahaya dalam hidup, seperti Ia menciptakan kasih yang terpancar dari Ibumu, terang, abadi. Semoga Allah membentengimu dari fatamorgana dunia, membuat seluruh episode kehidupanmu bermanfaat, dan mempertemukanmu dengan jodoh yang menurut-Nya baik untukmu. Thanks juga untuk keluarganya yang berkenan berbagi bersama kami. Saya ketagihan bakso, kentang, dan ayam goreng ala Mama Galih.

Special thanks untuk Indri, Keli, Iwe, Darius, dan Nanto yang masih menyempatkan diri menemani saya untuk pergi berlibur bersama. Semoga Allah menyertai kalian selalu, memudahkan urusan kalian. Satu hal yang saya pelajari bahwa butuh perjuangan dan pengorbanan untuk memilih melakukan sesuatu yang sudah direncanakan. Semua itu bisa dilakukan dengan perjuangan maksimal, dengan ridho Allah tentunya. Dan, terima kasih untuk seseorang yang telah mengingatkan saya, bahwa manusia yang dipegang adalah omongan dan janjinya.

Dan, ini sekelumit oleh-olehnya.. Enjoy it!

Voli Pantai, so FUN,, *ngadu lawan mas2 vila sebelah

Bakar Ayam, sedap, sedap, sedap!
 
Sarapan Banana Boat, Rock!!
 
Sunbathing, biar  tanning dikit, ahaha!

Padang Berdendang

Setelah Mataram, di Selatan Indonesia, kini saya berkesempatan ke Sumatera Barat. Ya, Padang. Kota yang baru saja diterpa gempa bumi yang menelan banyak korban jiwa dan bangunan yang runtuh di pertengahan 2009 dan gelombang tsunami di salah satu pulaunya beberapa minggu yang lalu.

Kebetulan saya pergi bersama Pa Luthfi dan Agus, jadilah kami tiga serangkai yang saling menyerang satu sama lain, ahaha. Pergi Minggu Malam dengan landed dengan cukup mengkhawatirkan di Minangkabau Int’l Airport karena cuaca buruk, hujan deras dan angin yang kencang. Untung saja sudah dijemput dan siap diantar ke hotel dengan tentu saja mampir di rumah makan Padang dulu. FYI, ternyata Restoran Padang juga berjamuran disana, banyak sekali. Padahal kan kalo dipikir-pikir apa ga bosen gitu ya mereka makan masakan bertema santen terus, heu.

Pagi pertama di Kota Padang, dikejutkan dengan banyaknya gedung yang masih dalam keadaan yang mengkhawatirkan. Setahun lebih sejak terjadinya gempa ternyata Padang belum pulih. Masih banyak bangunan yang berbentuk puing-puing. Masih banyak juga yang dibiarkan berdiri walau dengan kondisi yang setengah hancur. Setelah entry dan sedikit pengarahan, kami bergegas untuk mencari hotel baru dan dapetlah di daerah yang setahun lalu hancur lebur akibat gempa. Ngeri juga, cuman apa daya, suara saya kalah dengan dua rekan saya.

Kami sempat diantar ke Bukittinggi, sekitar dua jam dari Padang. Pertama, ke Lembah Anai, air terjun yang ada di samping jalan raya, enaknya. Setelah itu, Lubang Jepang, Panorama, dan Ngarai Sianok. Sekali lagi, tujuan pariwisata yang amat sangat bagus namun belum “dimanfaatkan”. Lubang Jepang itu katanya goa buatan tentara Jepang yang termegah di Indonesia. Besar memang, dibuat kagum saya dengan arsitekturnya yang luar biasa. Jam Gadang, Taman bung Hatta, dan Pasar Atas adalah destinasi kami selanjutnya. Jepret sana-sini bak foto model dengan perut gendut kekenyangan makan Nasi Kapau khas Padang. Jam Gadang ini jantungnya Kota Bukittinggi, jadi rame banget. Di Pasar Atas, sempat membeli beberapa cinderamata, sarung, baju koko, dan lainnya. Pulangnya, kami melewati Gunung Merapi Padang dan mampir sejenak ke Danau Singkarak. What a beautiful scenery!

Kami juga sempet berkunjung ke Jembatan Siti Nurbaya. Ya jembatan yang menuju sebuah bukit dimana sang legenda Siti Nurbaya dimakamkan. Makan kepala kakap di dekat Pelabuhan Bungus, setengah jam dari Teluk Bayur yang melegenda itu. Next, Pantai Air Manis, tempat dimana Malin Kundang dikutuk sang Ibunda, merinding saya liatnya, heu. Parah bener dah miripnya. Di Padang juga kami menghadiri nonton bareng final Piala AFF. Sumpah yaa, semangat orang disana ga kalah sama yang dateng ke GBK. Bikin bulu kuduk berdiri, bikin semangat bergelora.

Yah begitulah enam hari di Padang. Bagian ga enaknya (kerja dan begadang-red) ga usah pake diceritain, bikin pusing, ahaha. Sayang, ga sempet ketemu Defi yang lagi hamil muda, heu. Terima kasih Padang atas jamuannya yang begitu berkesan. Jakarta, I am home..

Thanks Allah telah mengizinkan saya bertandang ke sisi lain Indonesia.


At Gadang's Tower

Catatan Lombok

Ahh, akhirnya gw menginjakan kaki di Pulau Lombok dan gratisss. Alhamdulillah,, Pergi sama Pa Adang, Bu Dewi, dan Mba Nana untuk sosialisasi, pengumpulan data, sama tindak lanjut, yahh lumayan empot-empotan sih tapi dibawa asik ajalah daripada setres sendirian, hha,, *Dan apesnya hotel di tepian Pantai Senggigi penuh semua, hadehh..

Seperti biasa, hari-hari, 8 to 5 berkutat dengan kerjaan dan tidak ada yang spesial selain ditunjuk sebagai pembicara dadakan, hadehh rasanya pingin kabur ke Jakarta deh. Lagi enak-enakan makan malem hari Rabu, tiba-tiba aja Bu Dewi menugaskan gw nemenin Mba Nana buat sosialisasi Kamis Pagi, jederrr! Pala gw yang ga pusing tiba-tiba aja mumet mendadak. Tapi yaa dijalanin aja dan Alhamdulillah ga belepotan-belepotan amatlah, hha. Kamis pagi beneran kejadian gw sosialisasi berdua Mba Nana. Jekpotlah pokoknya mah, ahaha. Puji syukur semuanya lancar, paling ngga di mata gw. Pencapaian besar dimana gw mampu mengalahkan ketakutan dan ketidakpercayadirian. Yah maklum, cuman golongan babu dan belom genap dua tahun bekerja. Harus menghadapi temen seangkatan, pegawai senior, dan pejabat struktural yang notabenenya siap menikam gw dengan ilmu-ilmu mereka yang lebih banyak. Ahaha, kadang-kadang gw aja ga percaya, heuu.. Again, Praise of You, Allah. Terima kasih atas ilmu yang diamanahkan ini. Semoga bermanfaat bagi pribadi ini, bagi instansi, dan bagi kemajuan bangsa, amin..

Aga jenuh juga cuman hotel-kantor-hotel-restoran-hotel, sampe ahirnya Kamis sore nyempetin jalan buat beli souvenir di Sekarbella dan Cakranegara. Secara di Lombok ini yang terkenal Mutiara yaa mau ga mau emak gw nitip begituan, ahaha mayan bikin miskin ini, tapi buat emak, apa juga gw lakuin! (ce’elah, haha,,). Makan Ayam Taliwang sama Plecing Kangkung yang khas dan tentunya makanan-makanan lain yang sedap, ahaha. Tak lupa gw menjajal Mataram Mall, yahh mayan deh ngobatin kangen mol, kekekkkkk..

Jumat sore, ketiga rekan setim gw itu ahirnya pulang ke Jakarta dan gw masih di Mataram buat jalan-jalan ke Gili. Sabtu pagi-pagi banget uda harus bawa mobil sewaan ke arah pelabuhan bareng Popon, Mita, Mba Ratna, dan Irwan. Orang-orang yang baru gw kenal seminggu ini, yaa kecuali Popon dan Mba Ratna yang berbulan-bulan bersama di Pusdiklat. Perjalanan darat yang cukup melelahkan. Yang bikin beda, ini jalanan walaupun rusak, kalo liat kanan kita bisa liat laut, Pantai Senggigi, dan kalo liat kiri kita bisa liat gunung. Indahnya, walo harus ekstra hati-hati, haha..*gaya selangit.

Sampe pelabuhan dengan kondisi rintik gerimis kita antre untuk naik perahu dengan bayar Rp10.000,-/kepala. Rada dagdigdug juga ujan-ujan nyebrang laut ke Gili. Well, kali ini gw dan kawan-kawan ini memutuskan untuk pergi ke Gili Trawangan, Gili terbesar dan teramai diantara ketiga Gili yang melegenda itu. Nyampe sana langsung nyewa alat-alat snorkeling setelah sebelumnya jepret sana-jepret sini dengan si DSLR baru, ahaha *pamer, walo masi gemeteran megangnya, hha..

Pantai di Gili ini bersih, banyak bulenya yang pasti, dan sepi. Kondisi bawah lautnya juga bagus. Terumbu karangnya banyak yang lagi diperbaiki tapi ikannya banyak banget. Wahh, first experience banget deh snorkeling begitu gw, hhi. Suka, suka, suka, walau harus masih ditemenin sama guide tentunya, heu. Nii snorkeling juga murah ko, cukup Rp60.000/orang aja kita uda bisa nyebur ke laut dengan gogle, kaki katak, sama pelampung. Guidenya Rp100.000. yah, itung2 amal itu mah. Dan setelah beberes ini itu, kita balik lagi ke Mataram dengan perjalanan yang basah dalam arti harfiah, ujan soalnya. Sampe pelabuhan kita kembali ke Mataram dengan perjalanan darat yang beda. Kali ini kita lewat gunung, lebih susah jalannya tapi lebih deket. Seru juga, liat monyet-monyet liar di pinggiran jalan. Dan setelah sampai di Mataram, gw disediain bakso. Oh God, this is the best part of my journey at Mataram, bakso! Argghh, mantep bener.

Dan sudah pukul 5.00, Sang Garuda siap membawa gw ke pangkuan Ibu, tempat terbaik yang selalu dirindukan. Hampir dua jam gw di dalam pesawat dan tibalah di Bandara Soekarno Hatta dengan Ayah-Ibu melambaikan tangan mereka. Ohh, what a perfect life, thanks my big Lord.

Terima kasih Mataram telah berbaik hati menjamu gw enam hari ini. Terima kasih Popon yang sudah memperlakukan gw sebagai tamunya, ahaha. Ingin rasanya memboyong lo kembali ke Jakarta dan kembali bersama di MIA IA. Terima kasih, terima kasih, terima kasih.

At Gili Trawangan!

Bingkisan Hari Ibu Untuk Si Mamah..

Rabu, 22 Desember 2010, pukul 08.00 pagi..

Entah, ada yang berbeda ketika saya melakukan rutinitas ini
Saat saya membuka bekal sarapan pagi yang selalu disiapkan olehnya
Bibir saya bergetar, tak kuasa menahan deru
Tiba-tiba saja air mata ini jatuh tak tertahankan

23 tahun lamanya sudah saya hidup di dunia ini
Dan selama itulah saya disiapkan makanan olehnya
Masakannya memang belum sekelas Farah Quinn
Tapi buat saya, Ia juaranya.

Entah sampai kapan saya bisa dimanjakan olehnya
Melewati setiap malam bersama peluknya
Mengarungi gelombang hidup dengan cintanya
Kasihmu sungguh sebuah pelita bagi hati ini

Selamat Hari Ibu, Mah..
Terima kasih atas doa di setiap sholatmu
Terima kasih atas pengorbanan untuk saya
Terima kasih atas cintamu yang tak terbatas

Selamat Hari Ibu, Mah
Maaf jika saya selalu memberatkan perjuanganmu
Maaf jika terlalu sering lidah ini membuatmu terluka
Maaf jika sampai detik ini saya belum bisa menjadi kebanggaanmu

Ya Allah, sayangilah Ibuku, sayangilah kedua orangtuaku
Sayangilah mereka seperti mereka menyayangiku di waktu kecil
Amin.

Mah, bagi duit dong! Hehe..
XOXO