21 Mei 2010

Oleh-Oleh Pelatihan Menulis!

Tulisan-tulisan absurd saya dalam pelatihan menulis..

Tulisan pertama ini ditugaskan setelah saya menonton sebuah film pendek yang cukup menggugah dan ternyata adalah iklan sebuah merk shampoo terkenal. Lucu, seorang yang serba kekurangan tetapi tetap berjuang dan memenangkan kehidupan! *mao aplot videonya tapi gabisa! Hikss..

Racauan Si Cina
Ah, penat saya jika dipaksa harus merangkai kata demi kata yang menggugah karena detik ini pun saya masih harus digugah oleh alunan irama indah untuk menjalani tekanan kehidupan. Sulit bagi saya untuk menerima kenyataan bahwa episode kehidupan yang harus saya jalankan kali ini berbeda dengan apa yang diharapkan, berbeda dengan yang orang lain lakukan.

Namun, saya percaya Tuhan Maha Mengetahui apa yang terbaik untuk hamba-Nya, termasuk saya. Untuk apa melakukan hal yang sama dengan yang orang lain lakukan jika saya bisa melakukan lebih dengan kapasitas saya saat ini. Untuk apa berkeluh kesah, toh itu tak akan mengubah apa-apa. Lebih baik saya bersyukur dan mengalunkan biola tak berdawai yang mungkin dapat menginspirasi kehidupan orang lain. Seperti status saya dalam facebook pagi ini, tidak ada alasan sedikit pun bagi saya untuk tidak bersyukur dan menyerah pada kestagnansian! Yap, tidak ada yang tidak mungkin, berkilaulah cin..
***

Kalau yang ini, saya ditugaskan menulis tiga paragraf yang menggunakan gaya bahasa yang berbeda. Ada menengah, yang menggunakan metafora, dan majas-majas lainnya; sederhana yang datar tetapi sarat makna; dan mulia berdaya yang menggugah dan persuasif, ini dia..

MENENGAH

Hari ini, 11 Mei 2010, saya kembali mengikuti Pelatihan Penulisan Laporan di Pusdiklat Kalibata. Entah mengapa, hari ini sang waktu berjalan begitu cepat, bagai Kijang yang berlari di lintasan balap. Padahal ruangan ini begitu dingin, kaku, dan membisu. Ku dapati wajah kerut seorang ibu di depanku yang seolah berkata, aku ingin pulang, menikmati kehangatan keluarga lebih baik dibanding menahan kantuk yang terus mendera. Namun, di antara sisa-sisa harapan ini, kutemukan secercah cahaya pengetahuan yang sangat luar biasa, yang mampu mengangkatku ke langit ke tujuh kelak.
***

SEDERHANA

Kemarin hujan turun sangat lebat. Saya dan teman-teman harus menunggu cukup lama untuk dapat meninggalkan Pudsdiklat ini hingga akhirnya hujan pun berhenti. Saya, Ka Ibet, Bu Is, dan Pak Waluyo lalu langsung bergegas menuju Stasiun Kalibata untuk menanti kereta yang datang menjemput kami, walau harus terpisahkan di sana. Kereta pun datang, kami segera menaikinya dengan penuh kegembiraan.
***

MULIA BERDAYA


Hei pemuda, masih bisakah kau berpangku tangan melihat kehancuran bangsa ini ada di depan matamu? Masih bisakah kau bersantai-santai di kala bangsa ini membutuhkanmu? Ayo kawan, kita bergerak! Berbuat semampu yang kau bisa agar bangsa ini bisa selamat dari keterpurukan, agar anak cucu kita nantinya masih bisa menghirup udara kebebasan yang hakiki.

Special Thanks to Pa Bambang Trimm, trainer kita,,

Achtung, achtung!!

Nampaknya kesibukan yang saya jalani sebagai insan akademis dan pengabdi negara cukup menyita waktu sehingga menulis pun susah. Ditambah situs jejaring sosial yang semakin menjamur membuat saya kehabisan ide menulis apa di blog karena semuanya sudah di upload via status Facebook dan Twitter. Dan dalam empat hari ini saya mendapatkan pelatihan penulisan, dan ini paling tidak membuat hasrat menulis saya sedikit bangkit.

Ternyata tanpa disengaja tulisan-tulisan saya dimana pun mungkin mengandung unsur-unsur ketidaksopanan dan kejanggalan di sana-sini. Tidak memperhatikan aturan penulisan yang layak di publikasikan atau tidak layak baca karena isinya tidak bermakna.

Untuk hal tersebut di atas, saya mohon maaf. Seperti yang tertera di spanduk blog saya, “Nulis bebas tanpa tau aturan, hanya sekedar ekspresiin diri dg cara yg beda. Gag punya tujuan apapun, cuma pengen ngeluarin, sama halnya pas boker”.

PERINGATAN! BLOG INI DIBUAT TANPA ATURAN BAKU APAPUN! HANYA SEBUAH PELAMPIASAN EMOSI, SEBUAH DIARI YANG MUNGKIN BISA SAYA KENANG, DENGAN CARA SAYA TENTUNYA..

Saya sedang galak!

Astagaaaaa, kenapa hidup saya akhir-akhir ini absurd sekali?! Argghh, rasanya ingin berlari, berlari, berlari ke arah yang tak menentu. Hidup tanpa memikirkan yang orang lain rasakan. Hidup tanpa irama yang dinamis, stagnan, bertahan pada rutinitas hingga sebuah kulminasi kejenuhan menghampiri. Hidup tanpa berbagi yang seharusnya tersalurkan.

Entah saya belajar dari mana untuk melakukan hal seperti itu. Colek dibalas pukul, satu hinaan bercanda dibalas rentetan gerutu yang berhati, susu dibalas tuba. Ahh, ini mungkin hanya perasaan saya saja yang mendadak sentimentil total setelah rangkaian kejadian tak ku inginkan datang menghadang.

Tapi, saya saja yang melakukannya tidak nyaman. Bagaimana dengan teman saya sendiri yang menjadi korbannya?! Hha, mudah-mudahan saja mereka mau mengerti, mau memahami. Kalau tidak, ya sudah, kita berhenti saja berteman, mungkin lebih baik jika tak saling mengenal sehingga tak ada kewajiban menegur sapa. Enak di Anda tidak perlu ribet-ribet merayu saya, enak juga di saya yang tidak perlu merasa tak enak hati.
Adaaahh tuhh kan mulai lagi! Haaah..

*Tulisan ini tidak bermaksud menyinggung siapapun..
-April 2010-

Mari bahagia!

Hoii orang-orang, ngapain lo susah-susah mikirin keadaan sulit? Ngapain lo ribet sendiri mikirin apa yang orang lain pikirin tentang kejelekan lo? Ngapain juga lo harus puyeng-puyeng mikirin masa depan lo yang jelas-jelas uda ada yang ngatur? Ngapain lo keblingsatan harus tampil sempurna di depan banyak orang?
*Sindiran..

Ayolahh, we have to move on! Masih banyak hal penting yang harus dipikirin, masih banyak cinta yang harus diraih, masih banyak asa yang harus ditangkap, masih banyak hidup yang harus dijalani.
Ayolahh, raih bahagiamu kawan! Dengan cara yang paling membahagiakan tentunya. Sudah terlalu banyak kekecewaan dan kesedihan di hati ini, sudah terlalu banyak kemurkaan tersanggupi.
Ayolahh, hapus air mata kepedihanmu itu kawan! Buang jauh amarah dan benci yang menyelimuti hatimu. Mari kita mulai hidup yang lebih sehat, dengan jiwa yang lebih kuat. Tersenyumlah.
Ayolahh, ubah cara pandangmu terhadap dunia, ubah persepsimu tentang kebahagiaan dan kesedihan. Jalani hidup yang telah menjadi anugerahmu, syukuri hati yang tertunduk kepada-Nya.
*Peringatan..

Taman Mini dan kisahnya..

Kemarin, sekarang, besok, kapanpun, aku selalu kagum dengan kalian, terinspirasi dengan kisah-kisah kalian, tertawa dengan banyolan-banyolan khas kalian, terenyuh dengan alunan-alunan Al-Quran yang kalian senandungkan.
Kemarin, sekarang, besok, kapanpun, kalian selalu berada di tempat yang paling indah di hati ini, di arena terdasyat dalam kalbu yang mampu mengubah dunia menjadi lebih berwarna, lebih bermakna.
Kemarin, sekarang, besok, kapanpun, aku akan selalu menanti berjabat dengan tangan-tangan perkasa mereka, bersenandung dengan hati-hati damai mereka, bersua dengan akal-akal cerdas mereka, berpeluk dengan rona-rona hangat mereka.
Kemarin, sekarang, besok, kapanpun, kita akan selalu berdiri sebagai saudara seperjuangan, sahabat yang selalu menyejukkan hati, membakar energi semangat, menghiasi bibir dengan senyuman, dan mengilhami diri.
Kemarin, sekarang, besok, kapanpun, kita akan terus bersama, berpegang erat, berlari, dan berbuat untuk negeri, berjuang demi harga diri.
Kemarin, sekarang, besok, kapanpun, aku selalu sayang kalian..

Everlasting Journey! Sukabumiiii,..


Okeyy, cerita dimulai saat saya dijemput oleh Kelly dan Nanto dan masih dalam posisi tidur! OMG, telat gw. Tapi kan kalo dipikir-pikir sudah biasa sekali saya terlambat dan membuat mereka menunggu, ahaha.. Pagi-pagi mengumbar kata maaf kan gampang, kalo masih marah yaa cuekin aja, kekeke! Perjalanan yang seharusnya dimulai pukul 5.30 telat satu jam dan seperti biasa mereka memahami apa yang saya lagi-lagi lakukan. Hha, itulah yang membuat saya rindu mereka.
Si Abang Galih dengan senyuman pemakluman dan dandanan yang udah mirip supir bus antar kota antar propinsi, Mas Iwe yang songong dan bibirnya yang biasa aja dong, Gera yang kalem aja bersama Inggitnya, dan Si Badak, Indri yang ngebawain gw bekel paru dan sosis, ahaha lumayan mengobati kelaparan saya. Mereka semua udah nungguin Kelly, Nanto, dan Darius yang tentunya masih nungguin gw mandi.
Perjalanan akhirnya dimulai. Sempet berenti di Lido nunggu Mamang sambil belanja makanan ringan untuk di sana. Perjuangan yang berat karena kami harus ribut terlebih dahulu memilih Ind*maret atau Alf*mart, memang anak-anak cerdas yang aneh, ahaha! Mamang datang dan kita langsung tancap gas menuju Sukabumi. Perjalanan panjang yang saya isi dengan tidur dan berbincang penyakit.
Tak lama jalanan telah mulai berkelok dan ini memaksa gw bangun dari tidur ayam. Dan ternyata oh ternyata (adaaahh, lebih banget!) Kelly adalah sosok populer di desa ini. Tak pelak, kami menganugerahkannya sebagai calon Bupati Sukabumi, didampingi Ayu Ashari, kakakak! Kami tiba di rumah yang akan kami inapi, rumah sederhana yang penuh dengan kehangatan sang pemilik. Banyak makanan yang disajikan untuk kami dan hasilnya tak bersisa.
Lalu kami memutuskan untuk mengunjungi pantai Pelabuhan Ratu yang berjarak waktu sekitar satu jam. Lagi-lagi, dengan penuh perjuangan melewati jalanan berkelok, sepi, dan nyasar, akhirnya kami sampai di sebuah mesjid di Pelabuhan Ratu dan meneruskan kegiatan makan siang kami di tepi pantai. Semuanya serba ribet, nentuin tempat berenti aja sampe terjadi pertumpahan muncratan bacot, ahaha tapi this is so fun! Sudah lama sekali rasanya gw ga ke pantai, makanya kelakuannya sekarang kaya orang ngampung. Bentar-bentar maen pasir, lempar sana-sini, ga bisa liat spot bagus langsung moto-moto, tereak-tereak menantang dunia. Ah, senang hati ini.
Pulangnya, dengan kondisi setengah basah kami melanjutkan perjalan ke sebuah puncak bukit di kawasan Halimun. Dingin, penuh dengan kabut. Candaan terus meluncur dari bibir kami yang kebetawi-betawian. Tema liburan kali ini dan mungkin yang akan datang adalah lenong. Setelah melakukan foto bersama di tempat yang cukup eksotis, di atas pohon teh, di tengah jalan, dan di helipad, kami pun pulang.
Setelah bersih-bersih, kami langsung melahap makan malam yang telah disediakan, enaaakkkk! Memang manusia berlambung tanpa ujung semua, hhakk. Sempet berjalan malam-malam dengan berbekal lampu senter ke rumah salah seorang warga, untung hanya sebentar. Sesampainya di rumah kami memulai sesi tukar kado, sharing pengalaman, dan rapat untuk rencana reuni. Hingga malam menjemput, akhirnya kami terlelap. Yah memang kecuali gw yang masih harus bikin laporan.
Pagi sekali kami sudah bangun dan memulai perlenongan kami kembali. Kami pergi melihat air terjun yang tersembunyi di alam Sukabumi. Benar saja, sepi dan cukup menawan. Hanya butuh waktu setengah jam berjalan kaki, kami sudah sampai di sana. Tak lama kami di sana, hanya foto-foto sekenanya lalu kembali ke tempat masuk. Di sinilah kegiatan perlenongan memasuki babak puncak.Becandaan mulai dari masa SD, SMP, sampai SMA. Si Abang yang didikan ala pesantren, gw yang SD negeri oke punya, Indri, Gera, Iwe, Inggit, Mamang yang SD-nya saling bermusuhan, Nanto yang SD-nya ga terkenal, dan Kelly di SD inpres, ahaha. Memang indah sekali persahabatan seperti ini.
Setelah lahap memakan sarapan kami, dengan sigap kami berencana pergi ke puncak bulit lagi. Sambil mencari rambutan yang diidam-idamkan Gera, dan bakso yang membuat liur kami memuncrat, ahaha! Dan kemampuan menyetir saya di tes saat ini. Saya harus membawa mobil ke puncak dan membawa tujuh penumpang yang banyak omong. Setelah menghabiskan tiga ikat rambutan dan satu mangkok bakso yang ciamik. Dan karena ga ada yang bawa dompet, kami harus mengumpulkan receh-receh sisaan di kantong kami, ahaha..
Setelah membeli beberapa oleh-oleh, kami beres-beres dan langsung makan siang. Lalu kami pulang ke Depok dengan diiringi hujan yang amat sangat deras. Gw (lagi-lagi) tertidur dan begitu bangun sudah sampai di depan rumah Ratih. Yap si teteh satu ini tak ikut dan kami memutuskan untuk ke rumahnya meminta makanan seperti biasanya. Hukuman bagi yang tak bisa ikut, hha.. kami disajikan mie goreng dan tempe goreng dan rujak dan permen cokelat enak dan sirup dan air putih, kami membalasnya dengan melenong dan memamerkan foto-foto selama di sana, ahaha..
Langit pun menghitam, suara adzan Magrib menggema dimana-mana pertanda kami harus segeraa kembali ke peraduan. Dan gw pun pulang dengan hati dan otak yang bener-bener fresh gila. Ahh menyenangkan sekali perjalanan ini. Tempat yang indah bersama sahabat lama yang selalu memberi inspirasi untuk terus maju.
Kapan-kapan lagi yaaaa....