24 November 2009

Saya dan jantung,..

Senin malam, awal November 2009, tiba-tiba dada saya sesak, keringat dingin keluar dari seluruh badan saya, basah dalam dinginnya AC yang ada di ruangan pribadi itu. Memang hal ini menjadi biasa sejak saya duduk di bangku SMP, dimana cukup sering saya menderita susah bernafas dan merasa seperti tertiban benda yang berat saat tidur.
Selasa pagi, dada saya kembali sesak, disertai dengan badan yang melemas dan batuk kering yang tak kunjung membaik. Layaknya manusia yang menderita masuk angin hebat, perut saya mual, rasanya sulit sekali memasukkan oksigen ke dalam tubuh ini, hidung terasa mampet walau virus flu enggan menyapa saya. Lengan kiri saya pun sakit, seperti terserang rematik, namun hanya bagian kiri saja.
Jumat pagi saya memutuskan untuk memeriksa kesehatan saya pada rumah sakit umum dan hanya divonis mengalami kelelahan hebat akibat aktivitas saya yang cukup pada, subuh hingga dini hari. Namun, jumatmalam dada saya menjadi berdebar-debar dan sesak. Tak kuasa menahan sesak, saya dibawa oleh kedua orangtua saya ke rumah sakit jantung terkemuka di Jakarta. Sesampainya disana, saya dimasukkan pada unit gawat darurat dan hanya ditertawakan oleh dokter jaga di sana. Mana ada anak usia 22 tahun mengidap penyakit jantung, katanya. Kesal, namun sedikit kelegaan mampir dalam diri ini.
Senin pagi, saya kembali ke rumah sakit jantung tersebut untuk menjalankan medical check up dan setelah melewati perjalanan birokrasi dan pendeteksian yang amat melelahkan akhirnya hasil saya diserahkan ke dokter jantung, yang sama sekali tidak ramah terhadap jantung-jantung pasiennya, pada hari Senin minggu berikutnya. Tes darah, treadmil, echo, dan rontgen, diketahuilah bahwa jantung saya dalam keadaan normal, namun terdapat kejanggalan dalam kolesterol, asam urat, dan tekanan darah saya.
Saya mengalami kelebihan kolesterol dan asam urat dalam diri saya, serta tekanan darah tinggi. Cukup aneh memang penyakit yang biasanya diderita oleh orang tua di atas 40-an mengidap pada tubuh seorang anak berusia 22 tahun lewat 1 bulan. Yaahh, apa mau dikata, saat ini saya sedang mengurangi konsumsi cokelat, yang diduga kuat sebagai penyebab utama kolesterol, dan mencoba untuk berkeringat, menggerakan badan yang kaku ini.
Doakan saya kawan, semoga penyakit ini segera pergi dari tubuh saya. Karena saya masih ingin berkarya, mengabdi pada bangsa dan negara, berbakti pada orang tua, keluarga, dan sahabat-sahabat saya, serta bersujud pada Tuhan saya. Mulai sekarang konsumsilah makan-makanan yang sehat, yang bergizi, dan berolahragalah. Saya remaja berusia 22 tahun dan saya terkena serangan kolesterol serta asam urat karena pola hidup yang nikmat namun tidak sehat.

Taman Safari dan sebuah angan yang tercapai..

Pengen ke Taman Safariiiiiiiii...
Rasanya lama sekali saya tidak berkunjung ke taman yang menjadi simbol kebesaran zaman Presiden Soeharto di daerah Puncak, Bogor ini. Entah TK, SD, atau SMP saya pernah datang ke taman wisata ini. Yang saya ingat, saya pernah memberi makan kuda nil dengan kacang yang dibelikan ayah saya, saya juga pernah naik komedi putar, kuda-kudaan keliling zona bermain, dan saya pernah menangis karena masuk rumah hantu. Tidakkkkkk... it was soooo looooooooooonggg! *hadah, lebay!
Saya memang menyenangi dunia binatang dan tumbuhan (well, saya bercita-cita memiliki perkebunan dan peternakan pribadi suatu saat nanti, amiiiin..). Entah mengapa begitu excited-nya, hingga tiba-tiba saja tercetus keinginan kembali mengunjungi taman wisata itu.
Tentunya orang yang pertama saya ajak adalah Opah saya, supir saya, sekaligus harapan saya. Mengapa harapan? Karena memang dia suka jalan-jalan dan mau menemani saya (walau muka saya sedang dilipat, hehe..). Setelahnya baru saya ajak Dimas, Oki, dan Harun, lalu mereka mengajak teman masing-masing.
Dan, eng-ing-eng.. Sabtu pagi mereka semua datang ke rumah saya, dan jadilah kami ke Taman Safari Indonesia, cihuuuuuiiiii.. Saya, Opah, Oki, Bari, Dimpil, Harun, dan Martin menjelajah membelah bumi Bogor dan tiba di sana pukul 11.00. langsung bertemu dengan sejumlah binatang yang lucu (namun entah tetap saja menjijikan untuk dipegang! Hha..).
Untung kita sempat membeli empat ikat wortel untuk diberikan kepada binatang-binatang itu. Canda, tawa, dan ria yang menghiasi hari kami siang itu. Dan satu kesimpulan saya, seluruh binatang di sana menyukai wortel kami, hore! Sampai akhirnya kami tiba di area hiburan. Mau naik gondala namun rasanya gag worthed banget, yaa terpaksa kami naik kereta hingga tiba di tempat pertunjukan cowboy. Asiikk, sejuk, dan seru pertunjukkannya. *haahh, enathlah, apa saya yang senorak dan se-amaze itu menanggapinya..
Kami berjalan menelusuri wahana-wahana yang semuanya mempertunjukkan kebolehan sang binatang. Pinguin, reptil, burung, binatang malam, dan gajah. Horee saya bisa foto di depan gajah, senangnyaaaaaaaa, ahaha.. sampai akhirnya kami makan dan pulang. Ahh, sebuang angan sederhana, mimpi anak kecil yang terwujud. Tak penting memang mimpi ini untuk banyak orang, namun ini sangat berharga dan menyentuh bagi saya. Terima kasih untuk Anda yang telah mewujudkan mimpi ini..


Nb. Permohonan maaf kepada teman-teman yang tidak bisa saya ajak satu per satu. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan tempat, waktu, dan inisiatif saya.

23 November 2009

Saya saat ini..

Saya saat ini..
Berada jauh di luar lingkup penyembahan, entah mengapa! Tak pernah rasanya sejauh ini, sehitam ini..
Berada dalam rotasi kehidupan, pekat, membuat saya semakin tenggelam dalam stagnansi pada pusaran waktu yang bergerak cepat..
Berada di persimpangan yang berliku, hingga penat menemani vektor imajinasi yang berputar di otak ini..
Berada pada titik keangkuhan terdasyat yang memperkenalkan hati dengan kelam! Rapuh, ingin rasanya mengaduh..
Berada tepat di sebuah resonansi sungai yang amat riak, bahkan letih dengan siaga menghampiri tiap-tiap asupan gelora kemenangan..

Namun saya tetap percaya..
Ada hikmah di setiap alur kehidupan, ada cinta di balik pekat, ada senyum pada setiap sesak, ada hati di setiap perjuangan, dan ada Tuhan di setiap detik yang dimiliki..


-saya yang sedang belajar berjalan menjauh dari zona aman, perlahan-

Ini saya, benarkah?!




Pandai bergaul, disukai orang banyak, berjiwa besar, suka merendahkan diri, pandai berbicara, dan dapat mengatasi masalah yang dihadapinya dengan baik
Suka bekerja keras. Bisa dipercaya dan cerdas. Cenderung mau berkorban apa saja untuk mengejar cinta sejati. Ahli berorganisasi dan handal persoalan mendetail. Suka telat kalau janji.
Suka menuruti kemauan diri senndiri. Suka mengeritik dan mengomeli apa saja.


Sifat umum
Mempunyai tambahan kekuatan kemauan, tekad, dan individualitas dalam urusan yang semakin meningkat.
Mereka adalah orang-orang yang bersungguh-sungguh suka menolong dan lurus. Mereka suka berhubungan dengan orang lain dan teman-temannya. Mereka tidak menyukai perubahan-perubahan dan perintah-perintah mendadak tanpa diberitahu lebih dulu.

Positif
Konstruktif, sistematis, tertib, praktis, realistis, teguh, tenang, efisien, pembangun, serius, berpikir ilmiah, tekun, bertanggungjawab, rajin, jujur, setia, keras hati
Mereka bukan pemrakarsa, tetapi bila garis besar sudah disusun dan rencana ditentukan, mereka bekerja serius di bidang apa saja. Membenci pengangguran dan mempunyai kegemaran untuk tetap sibuk. Tidak egois dan sering meminta pertolongan kepada orang lain.
Lapangan kerja yang cocok adalah insinyur, perancang, produsen barang, ilmuwan, petani, ahli hukum, pendidik, dan usahawan. Dapat juga menjadi pengelola toko, kantor-kantor, atau bangunan-bangunan

Negatif
Kekurangan imajinasi, tampak keras kepala dan tidak bisa diperintah orang lain, suka mendebat serta mendominasi, bekerja terlalu keras dan lupa waktu.

Sifat menurut nama
Orangnya sangat selektif dengan kesukaan dan ketidaksukaan yang kuat, sehingga terkesan rewel dalam urusan cinta dan persahabatan. Suka menyendiri untuk berpikir, belajar atau merenung. Ia menyukai kesempurnaan di segala bidang. Dapat hidup tanpa cinta meskipun mampu mencintai secara mendalam bila bertemu dengan pasangan sejatinya. Ia mampu mencapai hasil-hasil ilmiah, religius, atau bahkan dalam dunia kejahatan.
Orangnya modern dalam berpakaian dan berbusana. Ia perlu menghindari bicara dan menyatakan bualan-bualan. Ia harus mencoba lebih tenang dalam pembicaraannya,
Menjadikan seorang pendiam, introspektif, memiliki rasa suka dan tidak suka yang kuat dan memiliki kemampuan istimewa untuk konsentrasi mental. Bisa juga menjadi pejuang kemerdekaan, ilmuwan, penulis, analis, penyelidik kejahatan, atau bahkan penyelundup jika tidak mendapat latihan dan pendidikan yang baik.

Sifat menurut hari dan pasaran
Kebanyakan berkepala batu, suka membandel, segala gerak badannya terasa berat dan suka melakukan sesuatu yang cocok dengan isi hatinya.
Mempunyai pendirian yang tetap dan keras hati. Tertarik pada sesuatu yang dimiliki oleh orang lain. Bicaranya kurang lancar.

Sifat menurut bintang
Orang virgo umumnya memiliki watak yang bagus dan simpatik, penuh kejujuran, kesucian, tidak mau main belakang,selalu berterus terang dan rajin bekerja. Sifat yang menonjol adalah sangat disiplin , tidak mau bermalas-malasan, tidak suka melamun, tidak berambisi menjadi populer.
Pada umumnya penampilan orang virgo pemalu,lebih senang melakukan segala sesuatu dengan diam-diam dan terhindar dari pengamatan orang lain. Setiap tindakan yang dilakukan selalu patuh pada adat istiadat, memegang teguh tata krama kesopanan dan kejujuran. Selalu melaksanakan pekerjaan dengan penuh ketelitian dan diselesaikan dengan baik sekali. Dalam pergaulannya mudah untuk menyesuaikan diri.
Memiliki kegemaran mengkritik orang lain, cerewet, tapi selalu mengemukakan apa yang dianggapnya benar. Kurang b isa menyusun kata-kata sehingga menjadikan ia terpojok. Sering merenungkan diri dan keluarganya. Sering merasa kuatir jika dirinya tidak memperoleh kasih sayang dari orang-orang yang dicintainya.
Dengan sesama rekan kerjanya dikenalsebagai orang yang baik, jujur, dihormati, dan pandai menyesuaikan diri.
Terhadap lawan jenisnya, termasuk orang yang romantis, dan hangat, cepat menjadi intim dengan lawan jenisnya, ia menganggap cinta itu membutuhkan pengertian yang mendalam, tidak hanya permainan seksual.
Rumah tangga orang virgo akan bahagia bila mempunyai pasangan yang tepat. Suami virgo tidak begitu mempersoalkan masalah seksual karena beranggapan bahwa membina rumah tangga adalah sesuatu yang ssuci yang harus dijalankan. Istri virgo mempunyai tanggung jawab yang baik terhadap rumah tangganya, anak-anak dan dapat mengaturr perabot rumah tangganya hingga tampak rapih

--semoga umur saya bertambah seiring dengan bertambahnya sifat baik dalam diri ini..

Lelah,..



Hah, sudah hampir dua bulan saya terisolasi dari dunia luar, terpenjara dengan tumpukan kertas dan tugas yang harus saya selesaikan. Setiap hari, lebih dari 12 jam hanya duduk di depan laptop mencari ilmu, mencari pengalaman, mencari kepercayaan. Tiba-tiba saja saya merasa rindu dengan kehidupan lama saya. Kehidupan dimana saya tak harus setiap pagi berangkat ke Slipi, dimana saya tak harus berdiam berlama-lama di depan laptop, dimana saya memiliki orang-orang yang amat saya cintai dan mencintai saya tentunya, berada di sekeliling saya. Sekolah, kuliah, diklat, apapun itu…

Memang menjadi dewasa sulit sekali. Begitupun berada di sekeliling orang yang pembawaannya dewasa. Saya masih terlihat manja, lemah, kekanak-kanakan. Apakah saya pantas dipercaya dan dibanggakan kalau masih seperti ini?! Saya lelah, letih menjadi sempurna. kalau memang kesempurnaan itu hanya milik Tuhan, lalu buat apa saya mencari sebuah titik bertajuk sempurna?! itulah, saya masih anak-anak, belum pantas disebut dewasa.

Tapi satu hal, saya selalu menikmati nikmat ini. Berbagi pengalaman dengan para pejabat BPK dari perwakilan, berbagi kasih dengan teman-teman seruangan, berbagi ilmu dengan senior-senior. Terima kasih Tuhan atas nikmat ini, atas karunia ini. Terima kasih telah menemaniku menelusuri 21 tahun hidupku, menjadi peganganku di setiap hembusan nafasku. Ahhh, saya sadar, setiap kelelahan saya dalam berjuang adalah nikmat yang sangat luar biasa karena sesungguhnya tempat istirahat saya nantinya adalah di surga-Mu, Tuhan..

--trik menyemangati diri saat konsinyering mencapai klimaks,,

Kita satu, bukan satu-satu..

Sedih rasanya berjalan sendirian menjalani hidup yang penuh dengan rintangan ini. Satu per satu sahabatku, temanku, saudaraku harus meninggalkan aku berjalan sendiri. Yaa, memang saya harus tumbuh dewasa dan terbang. Sendirian dan tanpa bantuan siapapun. Begitu juga mereka, mereka harus mengais jati diri mereka sendiri, memahat tempat mereka sendiri. Semua serba sendiri, orang per orang. Layaknya juga nanti kita dikubur sendiri di liang lahat.

Sayang aku belum terbiasa melakukan segalanya sendirian. Masih tergantung dengan pihak manapun. Segala berjalan dengan indah ketika saya melaksanakan diklat auditor terampil di Pusdiklat BPK Kalibata. Saya merasa memiliki keluarga baru, sahabat baru, kehidupan baru yang sangat menyenangkan. Semuanya serba diliputi kebersamaan, kekerabatan, dan kekeluargaan. Saya suka itu. Dimana beban yang harus saya pikul dapat saya bagi dengan mereka, dimana saya merasa mencintai dan dicintai layaknya sebuah persaudaraan. Satu, itulah kita. Bagaikan lebah yang saling bekerja sama menghasilkan madu, bagaikan semut yang bergotong royong membawa makanan, dan bagaikan kepompong yang siap terbang menjadi kupu-kupu.

Kini, delapan bulan sudah kami harus berterbangan masing-masing sesuai dengan apa yang diinginkan oleh sang takdir. Seluruh penjuru Indonesia. Benar kata seorang kawan, kalau kami bak sekumpulan paku yang kemarin diciptakan setajam mungkin dalam tempat pembuatannya. Lalu sekarang kami ditebarkan dimana-mana, di seluruh Indonesia untuk membocorkan ban-ban kendaraan para tikus-tikus yang menggerogoti keuangan bangsa Indonesia ini. Sebegitu mulianya tugas kami, sehingga kami pun harus rela ditebarkan dimana pun.

Tidak mudah untuk tetap menjadi paku tajam. Apalagi sekarang saya sendiri. Tidak ada yang menajamkan mata paku saya, apalagi mencegahnya menjadi tidak berkarat. Sulit bagi saya untuk tetap bertahan pada idealisme. Tapi tekad sudah bulat. Meski sendiri, saya harus tetap bisa menajamkan mata paku saya sendiri. Layaknya teman-teman saya yang lain tentunya.

Kita tetap satu kan kawan?! Meski jarak, waktu, dan kesibukan memisahkan kita. Bahkan untuk menyapa hai saja sulitnya bukan main. Kalau memang begini cara yang paling baik agar mata paku kita tetap menjadi tajam, saya ikhlas, karena saya yakin, suatu saat nanti kita akan kembali berkumpul sebagai sebuah keluarga. Keluarga besar paku-paku yang telah berhasil mengoyak-oyak roda para tikus bodoh yang merusak moral bangsa. Semoga Tuhan selalu meelindungi kalian, dimanapun kalian berada, apapun yang sedang kalian perbuat. Kita tetap satu, bukan satu-satu.

Ini daerah bung, bukan ibukota,..

Dalam sebulan ini, Alhamdulillah saya mendapatkan kesempatan untuk berkeliling ke berbagai kota yang ada di Indonesia. Sebut saja Semarang, Medan, dan Ternate. Ada yang berbeda dengan kehidupan yang saya jalani di ibukota, saya pun sedang mencari apa perbedaannya.

Saya memang terbiasa dengan hiruk pikuk ibukota lengkap dengan kemeriahan dan kemacetan yang terjadi di dalamnya. Tapi buka itu yang saya ingin bahas. Semua orang juga tahu kalau saya anti hidup selain di Jakarta. Yaa, karena memang orang tua saya tinggal di Jakarta dan saya memang terbiasa dimanja dengan fasilitas yang serba ada di Jakarta. Yang ingin saya bahas di sini, mengapa daerah-daerah yang saya kunjungi itu tidak memiliki fasilitas yang sama dengan ibukota?

Wilayah mereka jauh lebih luas dari Jakarta, masyarakatnya pun juga membutuhkan hal-hal yang sama dengan masyarakat ibukota. Ya, saya tahu itu karena saya selalu bertanya kepada mereka yang tinggal di daerah-daerah yang saya kunjungi. Sekarang, kalau hanya ibukota, atau kota-kota besar yang mendapat fasilitas yang sesuai, bagaimana bangsa ini mau maju secara utuh, secara keseluruhan? Medan, yang dikenal sebagai kota terbesar dan teramai ketiga setelah Jakarta dan Surabaya saja sulit sekali didapati angkutan umum. Ternate, sulit sekali berkomunikasi dengan orang-orang pusat melalui telepon, internet pun sulit sekali diakses.

Lalu, setelah apa yang saya dapat di daerah, apakah pantas kalau banyak masyarakat Jawa yang notabenenya menjadi pusat peradaban di Indonesia enggan untuk melakukan transmigrasi ke daerah-daerah terpencil? Apakah memang pemerataan tak akan pernah terjadi di Indonesia?

Satu hal yang wajib saya syukuri bahwa hingga saat ini dari saya lahir, saya mendapatkan fasilitas berlebihan yang membuat saya lebih mudah dalam menjalani hidup. Memang akan selalu jenuh dan terisolasi ketika saya berada di daerah. Tapi ini daerah bung, bukan ibukota tempat anda dimanjakan dengan berjuta kenikmatan. Namun tetap saja, saya bangga bisa ke daerah-daerah itu. Asli, indah, dan memukau. Sebuah sisi lain dari kehidupan yang ada di Indonesia. Yah, hitung-hitung bertemu dengan sahabat-sahabat saya di perwakilanlah.

PRJ, saatnya pesta rakyat!

Sabtu, 11 Juli 2009, gw sama keluarga jalan ke Pekan Raya Jakarta ato lebih beken dengan istilah PRJ-nya di Kemayoran. Rencana pengen jalan-jalan cuci mata dan cuci kantong malah kebanyakan ngomelnya gw, hha.. Penuuuuh banget, nyari parkiran aja sejam lebih sendiri, paling maleslah gw kalo pergi harus desek-desekan gitu, sumpek, gerah! Sepanjang perjalanan mencari parkir, gw ngeliat banyak banget pedagang kerak telor, masakan khas suku Betawi yang adanya cuman pas PRJ. Yang jadi masalah buat gw, mereka itu adanya di pinggir-pinggir jalan. Kenapa gag semuanya dimasukkin ke dalam arena PRJ? Mahal, iya mahal buat bayar sewanya. Gw sempet nanya berapa harga sewa kalo di dalam arena PRJ, dan mereka bilang sekitar 1,5juta buat sebulan, sementara kalo di emperean gini cuman 300 ribuan. Gilaaa, apakah ini masih bisa disebut dengan pesta rakyat??????

Hah, bodolah. Toh suara gw juga gag bakal didenger siapa-siapa. Paling-paling juga cuman didenger sama supir gw yang uda biasa denger gw ngomel. Ato nyokap gw yang cuman diem, males ngeladenin anaknya yang nyerocos terus.

Tapi terus terang memang PRJ masih bisa disebut sebagai ajang untuk menghibur masyarakat ibu kota di tengah kesemrawutannya. PRJ masih diminati. Bukan karena harganya yang miring, bukan juga karen para penjaja barangnya yang aduhai, dan bukan juga karena lokasinya yang deket dengan rumah mereka. Tapi karena kecintaan mereka terhadap Betawi, terhadap sesuatu yang tradisional ditengah-tengah laju modernisasi yang menghempas budaya mereka. Yah, paling gak itu hal positif yang masih ada di benak gw.

Di sana, gw cuman makan (jauh-jauh cuman makan!), terus mampir ko counter helm. Ahirnyaaa ada juga ukuran pala gw, horee punya helm baru deh, hhe.. Rencana membeli kemeja dan sepatu baru gagal karena keletihan yang amat sangat menderita saya. Riuh, ramai, dan penuh antusias. Kami tunggu PRJ 2010 dengan inovasi baru tetapi tetap memegang ketradisionalannya. Bravo Jakarta..

Welcome Ternate!

Minggu, 12 Juli 2009
Malam ini saya bersiap, packing baju dan dokumen yang akan saya bawa dan kerjakan di Ternate sana. Pakaian dan segala tetek bengeknya sudah disiapin nyokap, tinggal bawa saja. Beruntung sekali saya memiliki seorang Ibu yang begitu pengertiannya. Pukul 23.00 WIB saya berangkat diantar bokap menuju bandara. Perjalanan yang singkat untuk hati yang excited minta ampun dan kondisi badan yang belum juga membaik.

Senin, 13 Juli 2009
Puku 00.45 WIB saya tiba di bandara Soekarno-Hatta, sudah ditunggu oleh Pak Awal, rekan satu tim di Ternate sana. Bukan untuk pertama kali saya naik Batavia Air, tapi entah kenapa kali ini begitu excitednya. Mungkin karena ini perjalanan pertama saya menuju Indonesia Timur, sebuah sisi lain dari kehidupan di Indonesia. Pesawat take-off tepat pukul 01.25 WIB dan ternyata kami sepesawat dengan Kasetlan Ternate, temannya Pak Awal. Di pesawat, untuk mengurangi penat, tidurlah saya. Bangun sudah di atas Laut Maluku, pesawat terbang hany beberapa meter di atas permukaan laut. Getarannya men, ajip bener. Seperti biasa, Batavia landingnya aga tidak enak, berasa naek ojeg dah, hha.. nyampe Ternate langsung makan lontong sayur yang rasanya ala Ternate, saya gatau dah, beda aja pokonya sama lontong sayur depan kantor. Setelah itu, saya tidur di hotel. Bangun uda pukul 14.00 WIT dan langsung sosialisasi di perwakilan. Hebat juga ternyata saya berbicara di depan para ketua tim, cihuuyy. Makan malam ikan bakar, ikan Krapung, maknyosss. Tapi terpaksa harus minum obat anti alergi, untuk stoknya banyak, pengalaman di Medan mengajariku nsegalanya, hhe..

Selasa, 14 Juli 2009
Bangun kesiangan, disamperin berapa kali sama orang perwakilan. Makan siang pake nasi Padang pukul 11.00 WIT. Lama juga di kantor, menunggu orang perwakilan menyelesaikan tugas yang saya bawa untuk mereka, hhi.. Pukul 16.30 WIT kami diantar oleh Pak Kasubagsetkalan pulang ke hotel. Selepas Magrib, kami makan malam di sebuah restoran. Kali ini makan Ikan Bawal bakar dan rica, sedaappp. Sayang saya tidak doyan seafood. Sampe hotel tidur dengan nyenyaknya hingga pukul 23.30 WIT saya terbangun dan tidak bisa tidur lagi, nonton tivi yang saya tidak mengerti konsep acaranya, yasudahlah..

Rabu, 15 Juli 2009
Hari ini telat sarapan, udah abis tinggal kopi sama teh aja. Akhirnya kami memutuskan untuk sarapan di sebuah kafe dekat hotel. Saya makan bubur manado denga es milo, Pak Awal dengan nasi goreng spesialnya dan teh botol sosro, apapun makanannya minumnya teh botol sosro katanya, hha.. lagi-lagi kami menunggu di perwakilan, belum selesai juga nampaknya pekerjaan yang kami tunggu. Makan siang di Bakso Lapangan Tembak, jauh-jauh ke Ternate makannya tetep Bakso lapangan Tembak, hha.. malamnya, lagi-lagi saya harus meminum obat anti alergi setelah memakan ikan krapung rica yang maknyoss itu dan akhirnya nyobain juga es kelapa muda dengan gula merah, ajib bos!

Kamis, 16 Juli 2009
Hari in parah capenya. Mulai ngerjain laporan yang harus diselesaikan segera mungkin karena kalo diselesein di Jakarta ga ada waktu lagi, validasi setumpuk LHP telah menunggu. Sarapan pake nasi fu yunh hai, yang lebih mirip telor dadar. Pukul 12.00 WIT saya dan para paejabat dari perwakilan menghadiri sebuah pernikahan orang disana. Seru juga, dapet kesempatan ngeliat pesta pernikahan adat Ternate lengkap dengan makanan khasnya yang ternyata tak cocok di lidah saya. Padal orang-orang lahap bener makannya. Pake dikerjain sama Kasubag Keuangan Ternate pula gw, makan sampe kekenyangan, perut sampe sumpek, haff. Sorenya gw ma Pa Awal ditemenin ma Mas Yadi dan Pak Ipung keliling-keliling Pulau Ternate dengan mobil, yah sekitar dua jamlah, udah nyampe kantor lagi. Sempet berenti di sebuah panti dan danau yang indah bener, tapi gw lupa namanya. Satu kesimpulan yang gw dapet, Ternate itu indah banget, tapi sayang belum dikelola dengan baik lahan pariwisatanya itu sama pemda terkait. Minum es kelapa muda lagi sambil ngeliatin laut, gunung, dan nelayan yang lagi kerja. Sempet makan pisang pake sambel, makanan khas sana, aneh dah, ahahaa.. dan yang penting hari ini, gw ma Pa Awal ikutan lembur nungguin data yang harus kita bawa ke Jakarta sampe jam 2.00 WIT. Waw.. menikmati keheningan malam Ternate, seru juga. Banyak ngobrol sama temen-temen di perwakilan, Robby, Aul, dan Jawir. Masih hangat seperti dulu, masih bermakna..

Jumat, 17 Juli 2009
Dini hari kami pulang dari kantor. Diputuskan kalo kami gag tidur takutnya kesiangan karena pesawat takeoff jam 7.00 WIT. Mesen popmie dan soft drink di hotel, ngobrol ngalor ngidul bersama Pa Awal yang aneh itu, wkk.. akhirnya jam 6.00 WIT kita meninggalkan hotel, dijemput sama Mas Yadi dan Pak Ipung yang kelihatan masih butuh wajtu untuk tidur. Sampe bandara Sultan Baabullah dan kita langsung check-in. Finally, pesawat boarding, take-off dan meninggalkan Ternate yang penuh kenangan itu. Salut saya untuk teman-teman di Ternate, Robby, Aul, dan Jawir yang kerja bak kuda, hhe! Karena hidup adalah perjuangan dan tempat istirahat kita sesungguhnya adalah di surganya Allah. Selamat tinggal kawan, suatu saat nanti kita akan besama lagi di Jakarta. Pesawat sampai di Bandara Soekarno-Hatta, saya tertidur sepanjang pejalanan. Supir sudah menunggu, lagi-lagi saya tertidur di mobil yang mengantarkan saya kembali ke rumah tercinta.